Berita

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan dan delegasinya meninggalkan sebuah hotel di Zurich, Swiss, tempat pertemuan antara pejabat AS dan China, Rabu 6 Oktober 2021/Net

Dunia

Pengamat Beijing: Bukan Lagi Konfrontasi, Hubungan AS dan China Memasuki Tahap Bertarung sambil Berdialog

KAMIS, 07 OKTOBER 2021 | 13:48 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sejumlah pengamat di Beijing ikut mengomentari pertemuan yang digelar antara diplomat tinggi China Yang Jiechi dan penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan di Zurich, Swiss pada Rabu (6/10) waktu setempat.

Mereka mengatakan bahwa hampir 10 bulan setelah Biden menjabat, tampaknya AS berencana untuk mengakhiri strateginya yang sembrono dan tidak realistis dalam berurusan dengan China dan Hubungan China-AS akan memasuki kebuntuan strategis yang pragmatis namun dengan kerja sama yang konkrit.

Para ahli juga mencatat bahwa periode berjalan tidak akan mulus karena pemerintahan Biden telah menunjukkan penyesuaian yang tidak nyaman dan tidak bijaksana dalam delapan bulan terakhir. Dunia mengharapkan untuk melihat bagaimana pertemuan antara Yang dan Sullivan akan mendapatkan hubungan yang benar, kata pengamat.


“Seperti yang ditekankan Presiden Xi dalam panggilan telepon, bahwa ‘mendapatkan hubungan (China-AS) yang benar bukanlah pilihan, tetapi sesuatu yang harus kita lakukan dan harus dilakukan dengan baik’," kata Diao Daming, seorang ahli studi AS dan profesor di Renmin University of China di Beijing, kepada Global Times, Rabu (6/10).

Pertemuan antara Yang dan Sullivan akan fokus pada keterlibatan dalam kerja sama, mengelola perbedaan dan melakukan komunikasi mendalam tentang isu-isu utama yang berkaitan dengan hubungan bilateral dan urusan global.

China memegang sikap positif dan bertanggung jawab terhadap hubungan China-AS dan selalu mementingkan stabilitas hubungan bilateral melalui dialog, menurutnya.

Li Haidong, profesor di Institut Hubungan Internasional Universitas Luar Negeri China, mengatakan bahwa pertemuan dua pejabat negara itu akan membawa manfaat untuk kawasan Asia-Pasifik.

“Datang pada saat yang sangat sensitif, pertemuan dua pejabat senior itu menunjukkan bahwa kedua negara bersedia untuk terlibat dalam diskusi yang jujur untuk memastikan stabilitas umum berdasarkan manajemen yang efektif atas perbedaan-perbedaan besar. Ini juga akan bermanfaat bagi kawasan Asia-Pasifik,” katanya.

Serangan strategis AS baru-baru ini terhadap China menunjukkan pemerintahan Biden berencana untuk menghentikan sebagian tembakan. Selain isu-isu mengenai kedaulatan dan integritas teritorial China, ada tanda-tanda yang jelas dalam meredanya ketegangan China-AS, menurut Li.

Ia mencatat bahwa hubungan China-AS akan diubah dari ‘persaingan konfrontasi’ ke tahap ‘persaingan percakapan’, dan 'fighting while talking’ bertarung sambil berdialog akan menjadi hal normal dalam hubungan bilateral kedua negara.

Namun, Li menunjukkan bahwa itu tidak berarti Biden telah mengubah kebijakan China dan logika arogannya tentang ‘persaingan, kerja sama, dan konfrontasi’.

“Jika AS terus menunjukkan sedikit kemauan untuk bekerja sama sambil memaksakan tindakan keras terhadap China, ia tidak akan menemukan orang China yang berterima kasih,” kata Li.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya