Berita

Ilustrasi dari The Guardian

Dunia

Pandora Papers: Terungkapnya Rahasia Kekayaan Para Pemimpin Dunia

SENIN, 04 OKTOBER 2021 | 07:06 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kekayaan rahasia dan urusan para pemimpin dunia, termasuk politisi dan miliarder, telah terungkap dalam salah satu kebocoran dokumen keuangan terbesar.

Menurut BBC, dokuman yang disebut sebagai koran Pandora Papers itu adalah kebocoran hampir 12 juta arsip yang mengungkapkan kekayaan tersembunyi, penghindaran pajak dan juga  pencucian uang oleh beberapa orang terkaya dan terkuat di dunia.

Lebih dari 600 jurnalis dari 117 negara telah bekerja melalui file dari 14 sumber selama berbulan-bulan, menemukan cerita yang diterbitkan minggu ini.

Data tersebut diperoleh oleh International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) di Washington DC, yang telah bekerja dengan lebih dari 140 organisasi media dalam penyelidikan global terbesar yang pernah ada.

File-file tersebut mengungkap bagaimana beberapa orang paling berkuasa di dunia, termasuk lebih dari 330 politisi dari 90 negara, menggunakan perusahaan rahasia lepas pantai untuk menyembunyikan kekayaan mereka.

Ada 35 pemimpin dunia, termasuk presiden saat ini, perdana menteri dan kepala negara, disebutkan di dalam dokumen tersebut.

Salah satunya ada nama penguasa Yordania, Raja Abdullah II, yang menurut dokumen telah mengumpulkan kekayaan senilai 100 juta dolar yang tersebar di Malibu, Washington dan London. Raja Yordania menolak untuk menjawab pertanyaan spesifik tetapi mengatakan tidak ada yang tidak pantas untuknya memiliki properti tersebut.

Jordan tampaknya telah memblokir situs ICIJ pada hari Minggu, beberapa jam sebelum surat kabar Pandora diluncurkan.

Dokuemn itu juga mengungkapkan bagaimana anggota lingkaran dalam Perdana Menteri Pakistan Imran Khan , termasuk menteri kabinet dan keluarga mereka, secara diam-diam memiliki perusahaan dan perwalian senilai jutaan dolar.

Disebutkan juga bagaimana mantan PM Inggris Tony Blair dan istrinya 'menghemat' 434.000 juta dolar AS dalam bea materai sebuah gedung di London. Mereka membeli sebuah perusahaan lepas pantai yang memiliki gedung itu.

Catatan yang bocor dengan jelas menggambarkan peran koordinasi pusat yang dimainkan London di dunia lepas pantai yang suram. Ibukota Inggris adalah rumah bagi manajer kekayaan, firma hukum, agen pembentukan perusahaan, dan akuntan.

Semua ada untuk melayani klien mereka yang sangat kaya. Banyak taipan kelahiran asing yang menikmati status “non-domisili”, yang berarti mereka tidak membayar pajak atas aset mereka di luar negeri.

Ini menjadi salah satu pengungkapan terbesar, bagaimana orang-orang terkemuka dan kaya secara hukum mendirikan perusahaan untuk diam-diam membeli properti di Inggris, sekaligus menyoroti kegagalan pemerintah Inggris untuk memperkenalkan daftar pemilik properti lepas pantai meskipun berulang kali berjanji untuk melakukannya.

Pandora Papers juga menghubungkan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan aset rahasia di Monako, dan menunjukkan Perdana Menteri Ceko Andrej Babis, yang akan menghadapi pemilihan akhir pekan ini, menggunakan perusahaan investasi lepas pantai untuk mengakuisisi istana senilai 22 juta dolar AS di selatan Prancis.

Di Siprus, yang merupakan pusat lepas pantai yang kontroversial, Presiden Nicos Anastasiades mungkin bisa menjelaskan mengapa firma hukum yang ia dirikan dituduh menyembunyikan aset miliarder Rusia yang kontroversial di balik pemilik perusahaan palsu.

Perusahaan itu membantah melakukan kesalahan, sementara presiden Siprus mengatakan dia berhenti memiliki peran aktif dalam urusannya setelah menjadi pemimpin oposisi pada 1997.

Ada juga nama Presiden Kenya Uhuru Kenyatta dalam dokumen tersebut. Kenyatta selama ini telah menggambarkan dirinya sebagai musuh korupsi. Catatan wawancaranya dengan BBC pada 2018 menyebut bahwa ia berkata, “Setiap aset pegawai negeri harus diumumkan secara terbuka sehingga orang dapat mempertanyakan dan bertanya, apakah sah?”

Namun, dia sendiri kedapatan memiliki kekayaan lepas pantai senilai 30 juta dolar AS bersama kerabatnya, termasuk properti di London. Kenyatta tidak menanggapi pertanyaan tentang apakah kekayaan keluarganya itu juga telah diumumkan kepada otoritas terkait di Kenya.

Pandora papres juga menunjukkan bagaimana keluarga Aliyev yang berkuasa di Azerbaijan diam-diam mengakuisisi properti Inggris menggunakan perusahaan lepas pantai. Keluarga itu membeli 17 properti, termasuk blok kantor senilai 33 juta poundsterling di London untuk putra presiden berusia 11 tahun Heydar Aliyev.

Populer

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Menteri PANRB Jangan Jadi Firaun Baru

Selasa, 11 Maret 2025 | 07:13

Kemenkeu Belum Rilis APBN 2025, Rocky Gerung: Ada Data yang Disembunyikan?

Selasa, 11 Maret 2025 | 06:45

Kejar Sampai Banyumas, Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak di Tambora

Selasa, 11 Maret 2025 | 06:31

Gubernur Jateng Optimistis Capai Target Pangan 11 Juta Ton

Selasa, 11 Maret 2025 | 06:16

Terlena Naturalisasi dan Tendangan Erick

Selasa, 11 Maret 2025 | 06:01

Dijemput Paksa, Pengusaha Haji Alim Dijebloskan Kejari Muba ke Rutan Palembang

Selasa, 11 Maret 2025 | 05:58

Impor Gula Vs Penghuni Usus

Selasa, 11 Maret 2025 | 05:56

Kekayaan Menteri PU Dody Hanggodo di LHKPN, Sering Pakai Ikat Pinggang Hermes

Selasa, 11 Maret 2025 | 05:51

LPH Quality Syariah Dukung BPJPH Jadikan Indonesia Pusat Halal Dunia

Selasa, 11 Maret 2025 | 05:42

Buntut Penundaan Pelantikan, Ratusan CPPPK Banjarnegara Ancam Geruduk Jakarta

Selasa, 11 Maret 2025 | 05:18

Selengkapnya