Berita

Menteri Migrasi Yunani Notis Mitarachi/Net

Dunia

Tak Mau Krisis Pengungsi 2015 Terulang, Yunani dan Polandia Mulai Bentengi Diri dari Migran Afghanistan

RABU, 01 SEPTEMBER 2021 | 15:24 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Terulangnya kriris pengungsi pada 2015 menjadi kekhawatiran baru bagi banyak negara di Uni Eropa, merujuk pada peristiwa yang terjadi di Afghanistan. Sejumlah negara Eropa mulai membentengi negara mereka atas kekhawatiran tersebut, termasuk Yunani dan Polandia.

Di Yunani, para politisi yang dihantui oleh masuknya pengungsi dari Suriah, Irak dan Afghanistan, sangat ingin menghindari skala besar lainnya.

"Uni Eropa tidak siap dan tidak memiliki kapasitas untuk menangani krisis migrasi besar lainnya. Dan kami melihat ini dalam reaksi sebagian besar pemerintah Uni Eropa," kata Menteri Migrasi Yunani Notis Mitarachi, seperti dikutip dari CGTN, Rabu (1/9).

Para pejabat Yunani juga mengatakan negara mereka tidak akan menjadi pintu gerbang ke Eropa bagi para pencari suaka Afghanistan.

Untuk mengantisipasi migrasi Afghanistan, Yunani bahkan telah bergerak untuk membentengi perbatasan.

Pekan lalu, negara itu memperpanjang tembok di sepanjang perbatasan daratnya dengan Turki dengan pagar baja baru sepanjang 40 km.

Drone, kamera, dan radar yang dapat melihat hingga 15 km ke wilayah Turki telah dipasang dan merekabjuga telah menempatkan penjaga tambahan serta melakukan lebih banyak patroli penjaga pantai di sepanjang perbatasan lautnya dengan negara itu.

 Sementara kepala polisi dilaporkan menopang pasokan gas air mata dan granat flash dan memperkuat patroli perbatasan fisik mereka.

"Kami memeriksa cara untuk meningkatkan pengawasan dan sistem perlindungan dan saya perlu mengatakan bahwa Yunani terus melindungi diri dari potensi atau ancaman yang ada terhadap keamanannya," kata Menteri Pertahanan Yunani Nikos Panagiotopoulos.

Yunani sudah menjadi rumah bagi hampir setengah juta pengungsi, dengan sekitar 50.000 di antaranya berasal dari Afghanistan.

Pihak berwenang Yunani berpendapat negara itu telah memikul beban besar selama krisis migran sebelumnya dan mengatakan dalam menghadapi gelombang migrasi baru, Yunani tidak akan terbatas pada peran sebagai pengamat, tetapi sebagai aktor.

Yunani bukan satu-satunya negara Uni Eropa yang membangun tembok di sepanjang perbatasannya. Polandia mengikuti jalan yang sama.

Pemerintah Polandia sedang membangun pagar kawat berduri di sepanjang perbatasan dengan Belarus. Saat ini, 32 orang, yang diduga warga Afghanistan, telah terjebak selama berminggu-minggu di sepanjang perbatasan dekat desa Usnarz Gorny, Polandia. Pihak berwenang Polandia menggambarkan situasi di perbatasan dengan Belarusia sebagai krisis.

"Kami harus mendapat persetujuan dari otoritas Belarusia. Apakah kami ingin seseorang melakukan kegiatan melintasi perbatasan kami tanpa persetujuan kami? Tentu saja tidak. Kami menghormati integritas dan kedaulatan negara Belarusia dan kami telah mengajukan persetujuan tersebut. Kami belum menerima persetujuan seperti itu," kata Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya