Berita

Pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden/Net

Histoire

25 Tahun Lalu di Perbukitan Hindu Kush, Osama Bin Laden Menantang AS: Kami akan Datang!

SELASA, 24 AGUSTUS 2021 | 10:39 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kekalahan pemerintahan Ashraf Ghani oleh Taliban yang sekaligus mencoreng kekuatan militer Amerika Serikat, membawa dunia menoleh kembali pada perjalanan sejarah 25 tahun yang lalu, di mana Pemimpin al-Qaeda Osama bin Laden menyatakan perang terhadap Amerika.

Saat itu, 23 Agustus 1996. Dari Perbukitan Hindu Kush, yang menjulang di perbatasan Pakistan dan Afghanistan, mendiang Bin Laden mengeluarkan fatwa pertamanya yang memperingatkan Amerika Serikat.

Fatwa itu muncul setelah rencana serangan untuk AS terangkum dalam draft setebal 30 halaman yang diberi judul "Deklarasi Perang Melawan Amerika yang Menduduki Dua Tempat Suci".

Bin Laden, kelahiran Arab Saudi tahun 1957 yang berprofesi sebagai pengusaha dan kontraktor ini, mendesak semua Muslim untuk ambil bagian dalam memerangi musuhnya itu.

Di mata Bin Laden, Amerika adalah musuh besar yang  menduduki tanah-tanah Islam di tempat-tempat paling suci. Dalam draft itu juga disebutkan bahwa Amerika adalah bagian dari aliansi tentara salib-Zionis yang telah menimbulkan kehancuran besar pada rakyat Irak, dan AS hanya melayani negara kecil Yahudi, mengalihkan perhatian dari pendudukan Yerusalem dan membunuhan Muslim.

Pada saat itu, hanya sedikit orang yang memperhatikan ancaman Bin Laden. Tapi itu adalah awal dari apa yang sekarang disebut sebagai Perang Dua Puluh Tahun antara Amerika Serikat dan al-Qaeda, konflik yang akhirnya membuat kedua belah pihak sama-sama kalah.

Selama tahun 1980-an, bin Laden berjuang bersama mujahidin di Afghanistan melawan Uni Soviet. Setelah Soviet mundur, ia pulang ke Arab Saudi, lalu pindah ke Sudan sebelum diusir dan kembali ke Afghanistan pada 1996 untuk hidup di bawah perlindungan Taliban.

Dalam beberapa bulan setelah kedatangannya, dia mengeluarkan fatwa setebal 30 halaman tersebut yang diterbitkan di surat kabar yang berbasis di London, Al-Quds Al-Arabi.

Itu adalah seruan publik pertama bin Laden untuk jihad global melawan Amerika Serikat. Dalam teks yang sangat panjang, Bin Laden berpendapat tentang sejarah Islam, serangan terhadap pasukan AS di Lebanon dan Somalia, dan mengeluh tentang AS, Soviet dan sekutu mereka.

“Orang-orang Islam telah menderita agresi dan ketidakadilan yang dipaksakan kepada mereka oleh aliansi Yahudi-Kristen dan kolaborator mereka,” tulisnya.

Ia menyesali kehadiran pasukan AS di Arab Saudi. Setelah invasi Irak ke Kuwait pada tahun 1990, bin Laden menawarkan untuk membela Arab Saudi dengan legiun Arabnya. Tetapi bangsawan Saudi memutuskan bahwa militer AS akan menjadi taruhan yang lebih baik. Enam tahun kemudian, tentara AS masih berada di Arab Saudi dalam upaya untuk menahan Saddam Hussein. Bin Laden melihat AS sebagai kekuatan di balik tahta.

Muslim, tulisnya, harus meninggalkan pertempuran lokal kecil mereka dan bersatu untuk mengusir Amerika keluar dari Arab Saudi, “menghancurkan, memerangi dan membunuh musuh sampai, dengan Rahmat Allah, mereka benar-benar dikalahkan,” katanya.

Perang 20 tahun antara al-Qaeda dan Amerika Serikat pun dimulai, yang memiliki lima era berbeda hingga saat ini. Lima era ini merujuk pada kutipan tulisan Dominic Tierney, profesor ilmu politik di Swarthmore College dalam artikelnya tentang Perang Dua Puluh Tahun, beberapa tahun lalu.

Fase pertama, dari tahun 1996-2001, adalah serangan besar pertama al-Qaeda yaitu pengeboman kedutaan AS di Kenya dan Tanzania pada Agustus 1998, yang menewaskan total 224 orang, 12 di antaranya orang Amerika.

Fase kedua, 2001-2003, adalah invasi ke Afghanistan, yang mewakili puncak optimisme Amerika tentang kemenangan. Presiden AS saat itu, George W. Bush menyatakan perang melawan terorisme dan menyapu rezim Taliban dan kamp-kamp pelatihan al-Qaeda di Afghanistan.

Fase ketiga, 2003-2006, adalah invasi ke Irak. Di era ini, harapan Amerika menguap. Bush berargumen bahwa hanya perang yang dapat memutuskan aliansi yang diklaim sebagai teroris dan membebaskan orang-orang yang tertindas. Tetapi penggulingan rezim Saddam Hussein ketika itu, memicu kekacauan yang meluas, dan menyebabkan munculnya afiliasi al-Qaeda, al-Qaeda di Irak (AQI), yang memulai kampanye kekerasan yang mematikan.

Fase keempat, 2007-2011, adalah era gelombang, masa pemulihan yang rapuh. AS mengerahkan pasukannya ke Irak bersama dengan gerakan 'Kebangkitan', yang melibatkan Washington bersekutu dengan suku-suku Sunni melawan AQI (sekarang berganti nama menjadi Negara Islam Irak), membantu menarik Irak kembali dari ambang bencana.

Fase kelima, 2011-2016, adalah era transformasi, karena sekali lagi, harapan AS tidak terwujud. AQI/ISI berkembang menjadi ISIS dan pindah ke pusat gerakan jihad global.

Fase-fase yang dilewati membuat Bin Laden memperoleh ketenaran yang luar biasa, walau kemudian tidak ada yang memenangkan perang tersebut. Bin Laden mati terbunuh militer AS, dan AS kehilangan dua kedutaannya dengan kerusakan material dan moril yang cukup dalam. 

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

KSST Yakin KPK Tindaklanjuti Laporan Dugaan Korupsi Libatkan Jampidsus

Jumat, 24 Januari 2025 | 13:47

UPDATE

HUT Ke-17 Partai Gerindra, Hergun: Momentum Refleksi dan Meneguhkan Semangat Berjuang Tiada Akhir

Senin, 03 Februari 2025 | 11:35

Rupiah hingga Mata Uang Asing Kompak ke Zona Merah, Trump Effect?

Senin, 03 Februari 2025 | 11:16

Kuba Kecam Langkah AS Perketat Blokade Ekonomi

Senin, 03 Februari 2025 | 11:07

Patwal Pejabat Bikin Gerah, Publik Desak Regulasi Diubah

Senin, 03 Februari 2025 | 10:58

Kebijakan Bahlil Larang Pengecer Jual Gas Melon Susahkan Konsumen dan Matikan UKM

Senin, 03 Februari 2025 | 10:44

Tentang Virus HMPV, Apa yang Disembunyikan Tiongkok dari WHO

Senin, 03 Februari 2025 | 10:42

Putus Rantai Penyebaran PMK, Seluruh Pasar Hewan di Rembang Ditutup Sementara

Senin, 03 Februari 2025 | 10:33

Harga Emas Antam Merosot, Satu Gram Jadi Segini

Senin, 03 Februari 2025 | 09:58

Santorini Yunani Diguncang 200 Gempa, Penduduk Diminta Jauhi Perairan

Senin, 03 Februari 2025 | 09:41

Kapolrestabes Semarang Bakal Proses Hukum Seorang Warga dan Dua Anggota Bila Terbukti Memeras

Senin, 03 Februari 2025 | 09:39

Selengkapnya