Berita

Data yang dihimpun Al Jazeera mengenai penyebaran warga Afghanistan yang melarikan diri dari negaranya setelah Taliban berkuasa/Al Jazeera

Dunia

28 Ribu Orang Angkat Kaki dari Afghanistan Sejak Taliban Berkuasa, Kemana Saja Mereka?

MINGGU, 22 AGUSTUS 2021 | 20:56 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Ribuan orang telah mencoba melarikan diri Afghanistan setelah kelompok militan Taliban menguasai ibukota dan mendepak pemerintahan sah tanggal 15 Agustus lalu. Mereka berbondong-bondong memadati bandara di Kabul untuk mencari kemungkinan evakuasi ke negara lain.

Sebagian orang telah berhasil dievakuasi, namun banyak juga yang masih bertahan di bandara untuk mencari bantuan.

Dikutip dari Al Jazeera, merujuk pada pernyataan resmi dan laporan lokal, setidaknya 28 ribu orang telah dievakuasi dari Afghanistan sejauh ini.


Data Al Jazeera yang dipublikasikan pada Minggu (22/8) menunjukkan bahwa negara yang paling banyak menerima warga Afghanistan yang melarikan diri adalah Amerika Serikat yang mencapai sekitar 17 ribu orang. Negara itu memang memberikan program perlindungan bagi warga Afghanistan yang pernah bekerja untuk pasukan Amerika Serikat atau NATO di Afghanistan.

Negara lain yang memberikan penampungan adalah Inggris di mana ada sekitar 3.821 orang dari Afghanistan yang mereka tampung, di susul dengan Jerman dengan sekitar 2.000 orang, Pakistan sekitar 1.100 orang dan Italia dengan menampung sekitar 1.000 orang.

Selain itu ada juga negara lain yang menampung ratusan warga Afghanistan yang melarikan diri seperti Turki (583 orang), Prancis (570 orang), India (552 orang), Denmark (404 orang), Belanda (300 orang), Australia (300 orang), Kanada (294 orang), Spanyol (273 orang), Polandia (260 orang), Republik Ceko (170 orang), Ukraina (83 orang), Hungaria (26 orang), Indonesia (26 orang), Rumania (14 orang) dan Jepang (12 orang).

Jumlah itu masih sangat mungkin untuk bertambah. Hingga saat ini, Amerika Serikat masih menempatkan ribuan tentara untuk mengamankan bandara di Kabul.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada hari Sabtu (21/8) mengatakan bahwa 13 negara sejauh ini telah setuju untuk setidaknya menampung sementara warga Afghanistan yang berisiko dievakuasi dari Afghanistan.

Blinken mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa calon pengungsi Afghanistan yang belum diizinkan untuk pemukiman kembali di Amerika Serikat akan ditempatkan di fasilitas di Albania, Kanada, Kolombia, Kosta Rika, Chili, Kosovo, Makedonia Utara, Meksiko, Polandia, Qatar, Rwanda, Ukraina dan Uganda.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya