Berita

Taliban saat menguasai istana presiden di ibu kota Afghanistan, Kabul, Minggu 15 Agustus 2021/Net

Dunia

Penulis Buku "Di Tepi Amu Darya": Kemenangan Mudah Taliban Refleksi Fragmentasi Elit yang Tinggi

KAMIS, 19 AGUSTUS 2021 | 15:48 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Taliban bisa dengan mudah merebut kekuasaan dari pemerintahan Ashraf Ghani karena pada faktanya pemerintahan hasil pemilihan presiden 2019 itu tidak memiliki pondasi yang kokoh.

Dalam pilpres di bulan September 2019 lalu, Ashraf Ghani memang berhasil mempertahankan kursi kekuasaannya. Namun, jumlah suara yang didapatknya berkurang sangat signifikan. Dari sekitar 10 juta pemilih, hanya 1,2 juta yang memberikan suara dalam pilpres itu.

Dalam putaran kedua Ashraf Ghani berhasil mengalahkan lawan terkuatnya,  Abdullah Abdullah, dengan selisih suara yang sangat tipis. Suara yang diperolehnya hanya sebesar 50,6 persen dari 1,2 juta pemilih yang menggunakan hak pilih.


Hal berikutnya, Ashraf Ghani yang sebelum terjun ke dunia politik dikenal sebagai akademisi di John Hopkins University adalah tokoh independen yang tidak terafiliasi dengan partai politik manapun. Sementara yang dilawannya, Abdullah Abdullah dan Gulbuddin Hekmatyar adalah dua tokoh partai politik yang signifikan.

Ini artinya, pondasi kekuasaan Ashraf Ghani memang sangat rapuh. Dan ini tentu saja dibaca oleh Taliban.

Demikian antara lain yang dapat disimpulkan dari analisa yang disampaikan wartawan senior Teguh Santosa dalam dialog dengan RRI Pro3, Kamis pagi (19/8).

“Saya melihat pergantian politik kekuasaan di Afghanistan sebagai sebuah persitiwa politik an sich. Saya sebut an sich atau semata-mata sengaja untuk mengabaikan dulu variabel yang sekarang banyak dibicarakan orang, misalnya variabel Islam versi Taliban, atau pertanyaan apakah ini akan melebar kemana-mana,” ujarnya.

“Saya hendak batasi bahwa ini adalah peristiwa politik yang khas di Afghanistan, dimana fragmentasi elit sangat tinggi” katanya lagi.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya