Berita

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI), Haris Pertama/Net

Politik

KNPI Desak Jokowi Tunda PON, atau Kematian akibat Covid-19 Terjadi dalam Jumlah Besar di Tanah Papua

RABU, 11 AGUSTUS 2021 | 18:55 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Gelombang Covid-19 di Indonesia yang belum usai, karena masih didominasi sebaran varian delta dan mutasi lainnya, membuat perhelatan PON XX Papua yang akan berlangsung 2-15 Oktober 2021 rawan penularan.

Meski kegiatan olahraga nasional itu dari persiapan fisik sudah matang. Sejumlah pihak melihat pelaksana dan pemerintah tidak belum siap jika PON XX tetap digelar dalam suasana pandemi sekarang ini.

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI), Haris Pertama, kembali mendesak pelaksana atau pemerintah menunda pelaksanaan PON XX Papua, bahkan meminta untuk dibatalkan demi kesehatan dan keselamatan masyarakat.

Maka dari itu, Haris menyampaikan kembali tujuh alasan dari KNPI meminta PON XX ditunda atau bahkan dibatalkan.

Yang pertama, penyelenggaraan PON XX Papua diprediksi KNPI akan memicu dampak lebih serius ketimbang peningkatan kasus Covid-19 sekarang ini yang justru bergeser ke luar Pulau Jawa, termasuk di Tanah Papua.

Beriringan dengan itu, Haris juga menaksir lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi hari ini telah membuat sistem dan fasilitas pelayanan kesehatan kolaps.

"Khususnya di kota-kota besar di Pulau Jawa yang menyumbang jumlah angka kematian yang membuat hati pilu, ribuan mati tiap hari," ujar Haris dalam keterangan tertulis yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (11/8).

Lantaran fasilitas kesehatan di Pulau Jawa dan kota-kota besar kolaps, Haris tak bisa memungkiri derita masyarakat yang terpapar terpaksa melakukan isolasi mandiri (isoman) yang minim pengawasan dan perawatam.

Ia mengutip data laporcovid19.org yang menunjukkan jumlah warga yang isoman dan perawatan di luar fasilitas kesehatan ganyak yang meninggal dunia, bahkan angkanya mencapai 3.007 jiwa.

Selain itu, jika pemerintah mengandalkan vaksinasi untuk mencegah penularan dalam pelaksanaa PON XX Papua, Haris justru tidak meyakini hal tersebut.

Karena berdasarakan data kawalcovid19.id masyarakat yang baru menerima vaksinasi dosis pertama baru sebanyak 51 juta jiwa atau sekitar 25 persen dari penduduk Indonesia.

Sementara untuk masyarakat yang sudah menerima vaksinasi dosis kedua, jumlahnya baru sebanyak 25 juta jiwa atau sekitar 12 persen dari penduduk Indonesia.

"Prosentase data kematian penduduk dengan jumlah vaksinasi melahirkan kekuatiran serius," tutur Haris.

Maka dari itu, Haris khawatir apabila PON XX Papua dipaksakan digelar maka bukan tidak mungkin akan muncul klaster baru Covid-19 varian Delta, atau bahkan mutasi lainnya yang menyebabkan fasilitas kesehatan di Tanah Papua akan kolaps.

"Tidak mampu menangani korban. Sebab faskes di sana masih sangat minim dan rendah kualitas dibanding di Pulau Jawa," tegasnya.

Hal senada disampaikan Dikson Ringo Ketua Bidang Politik DPP KNPI, yang menilai sikap pemerintah dalam menyelenggarakan PON XX Papua terlalu memaksakan, melihat indikator penanganan Covid-19 dan kondisi pandemi di dalam negeri yang belum terkendali.

Dari situ, Dikson juga memprediksi perhelatan olahraga nasional itu bisa menyebabkan kematian jumlah orang Papua secara massif dan massal dalam waktu singkat.

"Di Jawa saja kematian terpapar Covid-19 ribuan perhari. Silakan lihat pemakaman Covid-19 dengan aplikasi google earth, pasti tercengang. Apakah Orang Asli Papua inginkan itu?" tanyanya.

"Atau, Pak Jokowi inginkan kematian mama-mama Papua yang mencintai beliau?" demikian Dikson yang juga mantan Ketua OKK DPP GAMKI 2015-2018 itu.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Halal Bihalal Partai Golkar

Selasa, 16 April 2024 | 01:21

UPDATE

Naik 23,1 Persen, Realisasi Belanja Pemerintah Capai Rp427,6 T pada Maret 2024

Jumat, 26 April 2024 | 15:56

Ketua DPRD DKI Komplain Anggaran Kelurahan 5 Persen Kegedean

Jumat, 26 April 2024 | 15:54

Samsung Luncurkan Pengisi Daya Port Ganda 50W, Dibanderol Rp1,2 Jutaan

Jumat, 26 April 2024 | 15:29

World Water Forum ke-10, Momentum bagi Indonesia Perbaiki Insfastruktur Air

Jumat, 26 April 2024 | 15:26

Legislator Senayan Pasang Badan untuk Pelanggan Korban Telkom

Jumat, 26 April 2024 | 15:25

TPDI: Aset Korupsi Jangan Jadi Bancakan

Jumat, 26 April 2024 | 15:18

APBN RI Surplus Rp8,1 Triliun pada Maret 2024

Jumat, 26 April 2024 | 15:14

Pesan Mahfud MD ke Prabowo: Benahi Hukum

Jumat, 26 April 2024 | 15:07

Laku Keras, Mobil Xiaomi SU7 Amankan 75.723 Pesanan

Jumat, 26 April 2024 | 15:05

Penuhi Kebutuhan Darah, Ratusan Polwan Ikut Jadi Pendonor

Jumat, 26 April 2024 | 15:01

Selengkapnya