Berita

Salah satu teori yang masih kerap disoroti banyak pihak saat ini soal asal usul virus corona adalah dugaan kebocoran laboratoirum di Wuhan, China/Net

Dunia

Bocoran Dokumen: Partai Republik AS Kantongi Bukti Soal Teori Kebocoran Laboratorium Wuhan?

SELASA, 03 AGUSTUS 2021 | 00:08 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Asal-usul munculnya SARS-CoV-2 alias virus penyebab Covid-19 masih menjadi tanda tanya besar hingga saat ini. Sejumlah teori dan spekulasi pun masih terus berkembang di masyarakat.

Salah satu teori yang masih mengundang perhatian banyak pihak adalah teori yang menyebut bahwa virus itu muncul akibat kebocoran laboratoirum di Wuhan, China, tempat pertama kasus Covid-19 terjadi.

Teori tersebut juga tampaknya menjadi pembahasan serius di atas meja para pejabat top di Amerika Serikat. Pasalnya, baru-baru ini ada bocoran dokumen dari Partai Republik di Komite Urusan Luar Negeri DPR Amerika Serikat yang mengungkap bahwa mereka mengumpulkan materi yang disebut-sebut menunjukkan virus corona baru yang lolos dari Institut Virologi Wuhan (WIV).

Materi-materi itu dikumpulkan dari sumber yang beragam, di antaranya adalah pemberitahuan pengadaan, wawancara, dan data sumber terbuka lainnya.

Mengutip Fox News yang pertama kali melihat bocoran dokumen itu, disebutkan di dalam laporan bahwa virus tersebut lolos dari laboratorium Wuhan itu pada periode sekitar sebelum 12 September 2019. Pada saat itu, klaim bocoran laporan itu, pihak berwenang China membawa masuk seorang ahli senjata biologi tentara dan meningkatkan keamanan, ventilasi, dan sistem desinfeksi udara.

Pada hari itu, basis data urutan virus WIV menghilang dari internet dan lembaga itu mengeluarkan pengumuman untuk "layanan keamanan" di lab untuk menangani "pendaftaran dan penerimaan personel asing".

Materi lain dalam laporan itu didasarkan pada kesaksian dari mantan pejabat senior Amerika Serikat yang tidak disebutkan namanya yang tampaknya mengatakan bahwa Mayor Jenderal Chen Wei, seorang ahli biologi dan senjata kimia, mengambil alih laboratorium tingkat keamanan hayati-4 (BSL-4) WIV pada akhir tahun 2019.

Menurut kabar yang diimuat ulang Russia Today (Senin,2/8), laporan tersebut menunjukkan waktu pengangkatannya sebagai bukti bahwa pihak berwenang khawatir tentang aktivitas yang terjadi di sana ketika berita tentang virus menyebar.

Hal tersebut beralasan dan menunjukkan Partai Komunis Tiongkok mengetahui tentang kemunculan virus lebih awal, dan wabah dimulai lebih awal daripada pengumuman resmi.

Materi lain lain laporan itu juga mengungkap apa yang mereka sebut sebagai bukti lebih lanjut dari garis waktu tersebut di mana ada berita tentang atlet yang tampaknya mengembangkan gejala seperti Covid-19 pada November 2019 setelah berpartisipasi dalam Pertandingan Militer Dunia yang diselenggarakan di Wuhan pada Oktober 2019.

Diketahui bahwa secara luas, virus corona baru ini pertama kali menjadi terkenal di dunia internasional pada Desember 2019.

Selain itu, "elemen tidak langsung” lain dalam laporan tersebut, seperti dicatat oleh Fox News, adalah proyek renovasi signifikan yang dilakukan oleh Laboratorium Keamanan Hayati Nasional Wuhan di dekat WIV, beberapa bulan sebelum wabah terjadi.

Hal itu mengundang perhatian karena laboratorium tersebut baru beroperasi kurang dari dua tahun. Laporan yang sama menyebut bahwa "tidak biasa” fasilitas penelitian membutuhkan pekerjaan besar pada sistem keselamatan udara dan pengolahan limbah mereka.

Meski begitu, belum ada laporan utuh yang dirilis soal hal tersebut. Laporan lengkap investigasi tersebut yang dilakukan oleh anggota Kongres dari Republik Michael McCaul yang juga mengurusi Komite Urusan Luar Negeri DPR tersebut. tampaknya baru akan resmi dirilis pada bulan September mendatang.

Pasalnya, pada bulan yang sama, tinjauan resmi komunitas intelijen Amerika Serikat tentang asal-usul pandemi, yang diperintahkan oleh Presiden Joe Biden pada bulan Mei lalu, juga diperkirakan akan dirilis.

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

PPP Lolos Parlemen, Pengamat: Jangan Semua Dikaitkan Unsur Politis

Senin, 20 Mei 2024 | 22:19

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

UPDATE

Dalil Tak Kuat, MK Tolak Lagi Gugatan PPP untuk Dapil Jateng

Selasa, 21 Mei 2024 | 15:57

DPR Bantah Ada Rapat Diam-diam Soal Revisi UU MK

Selasa, 21 Mei 2024 | 15:36

Harga Minyak Loyo Buntut Sinyal The Fed Menahan Suku Bunga

Selasa, 21 Mei 2024 | 15:24

BI dan DPD Kolaborasi Tekan Laju Inflasi Lewat Pemberdayaan UMKM

Selasa, 21 Mei 2024 | 15:05

Semangat Kebangkitan Nasional, Saatnya Kembali Bersatu

Selasa, 21 Mei 2024 | 14:54

DPR Ungkap Ada Permintaan Menyamakan Masa Pensiun Polri dan Kejaksaan

Selasa, 21 Mei 2024 | 14:50

Upacara Pemakaman Mendiang Presiden Raisi Dimulai di Tabriz

Selasa, 21 Mei 2024 | 14:45

Nasib Ribuan Karyawan Polo Ralph Lauren Ada di Tangan MA

Selasa, 21 Mei 2024 | 14:44

Partai Buruh dan Gelora Yakin MK Kabulkan Gugatan UU Pilkada

Selasa, 21 Mei 2024 | 14:42

Dewas KPK Tunda Sidang Etik Nurul Ghufron

Selasa, 21 Mei 2024 | 14:41

Selengkapnya