Berita

Presiden Joko Widodo/Net

Politik

Pak Jokowi, Rakyat Menjerit karena Penanganan Pandemi Tidak Sesuai UU!

MINGGU, 01 AGUSTUS 2021 | 09:08 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Rakyat Indonesia selama ini menjerit karena penanganan pandemi Covid-19 di tangan pemerintahan Joko Widodo tidak sesuai dengan UU.

Begitu kata Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyebut rakyat sudah menjerit di saat PPKM Darurat yang kadarnya masih semi lockdown.

Satyo mengurai bahwa semua istilah dan singkatan yang dibuat oleh pemerintah dalam penanganan pandemi selalu membuat masyarakat menjerit. Ini karena tidak sesuai dengan UU dan tidak jelas kompensasi yang diberikan oleh pemerintah.

“Contoh saja PPKM Mikro yang ternyata tidak mikro atau PPKM dengan Darurat ataupun dengan level-level," ujar Satyo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (1/8).

Menurut Satyo, masyarakat menjadi kebingungan dengan nama-nama kebijakan yang diambil oleh rezim Jokowi dalam penanganan Covid-19.

Apalagi, kata Satyo, kebijakan yang kerap kali berubah namanya juga dasar hukumnya hanya Instruksi Menteri Dalam Negeri.

"Terkesan pemerintah 'menghindari' penggunaan UU Karantina Kesehatan, sehingga aturan tersebut tidak mandatori terhadap kompensasi dan kewajiban pemerintah terhadap wilayah yang dikarantina karena tidak ada wilayah yang dikarantina hanya dibatasi akses dan mobilitas masyarakat," jelas Satyo.

Sehingga, hasilnya seperti saat ini, yaitu penerapan PPKM Mikro, Darurat hingga level belum ada tanda-tanda pandemi varian baru Covid-19 terkendali dan mereda.

"Jika lockdown mungkin yang menjerit justru pemerintah dan 'kelompok kepentingan' karena harus membayar kompensasi bagi masyarakat dan sektor sosial ekonomi yang terkarantina dalam rangka pengendalian pandemi dan akan terganggu “hidden agendanya”,” pungkas Satyo.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya