Berita

Warga Myanmar mengantre untuk mendapat oksigen/Net

Dunia

Dewan Keamanan PBB: Setengah Populasi Myanmar Bisa Terinfeksi Covid-19 dalam Dua Pekan ke Depan

JUMAT, 30 JULI 2021 | 06:36 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Situasi pandemi Covid-19 di Myanmar semakin mengkhawatirkan dan mengerikan. Diperkirakan, setengah dari total 54 juta populasi di Myanmar dapat terinfeksi Covid-19 dalam dua pekan ke depan.

Perkiraan sekaligus peringatan itu diberikan oleh Inggris kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada Kamis (29/7).

Inggris yang menginisiasi pertemuan itu berupaya mencari solusi atas situasi Covid-19 di Myanmar yang dinilainya mengerikan, khususnya setelah kudeta militer pada awal Februari.

Lewat seruannya, Inggris mendesak Dewan memastikan agar Resolusi 2565 dapat segera diterapkan, di mana gencatan senjata perlu dilakukan agar Myanmar dapat menerima pengiriman vaksin Covid-19 yang aman.

"Sangat penting bagi kami untuk mempertimbangkan bagaimana menerapkannya," ujar Dutabesar Inggris untuk PBB Barbara Woodward, seperti dikutip AFP.

Setelah menghadapi kudeta militer, penanganan Covid-19 di Myanmar kacau, dengan banyak tenaga medis yang juga ikut melakukan aksi protes anti-kudeta.

Selain itu, banyak rumah sakit tidak memiliki perlengkapan yang memadai untuk mengatasi beban kasus yang terus melonjak. PBB memperkirakan, hanya 40 persen fasilitas perawatan kesehatan Myanmar yang masih dapat berfungsi.

PBB juga memperkirakan, pasukan militer telah melakukan setidaknya 260 serangan terhadap personel dan fasilitas medis, menahan setidaknya 67 tenaga kesehatan.

"Dengan gelombang baru Covid-19 yang menyebar seperti api di seluruh negeri, sangat disayangkan bahwa lebih banyak nyawa akan hilang karena militer Myanmar mempersenjatai Covid-19 untuk melawan rakyat," kata jurubicara pemerintah persatuan nasional Susanna Hla Hla Soe.

Sementara itu, junta militer saat ini mengumumkan tengah berusaha mencari bantuan dari negara-negara sahabat untuk menangani Covid-19.

Data pemerintah militer menunjukkan, Myanmar sudah memvaksinasi 1,75 juta orang. Mayoritas divaksinasi dengan vaksin bantuan dari China.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya