Berita

Sekretaris Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Agus Suyatno/Net

Politik

Langka Dan Mahal, Pemerintah Didesak Buat Aturan Harga Tabung Oksigen

JUMAT, 02 JULI 2021 | 10:51 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Pemerintah didesak untuk segera mengambil tindakan untuk mengatasi kelangkaan dan kenaikan harga tabung oksigen yang naik drastis di tengah lonjakan penyebaran Covid-19.

Desakan itu disampaikan oleh Sekretaris Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Agus Suyatno yang menilai kelangkaan dan harga mahal tabung oksigen hampir mirip saat awal pandemi, yakni kelangkaan atau harga yang sangat ugal-ugalan terhadap masker.

"Nah, ini juga hal semacam ini terulang lagi dalam hal ini oksigen," ujar Agus kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (2/7).

YLKI memiliki catatan untuk segera ditindaklanjuti oleh pemerintah untuk melindungi masyarakat, khususnya masyarakat yang terpapar pandemi Covid-19 yang membutuhkan tabung oksigen.

"Pemerintah dalam hal ini tentu saja pihak yang berwenang Kementerian Kesehatan bisa memberikan standar bakunya. Jadi, harganya berapa itu harus ada standar yang jelas. Jadi, harga eceran tertingginya berapa, itu yang harus segera diterbitkan oleh pemerintah," jelas Agus.

Karena jika tidak, kejadian masker akan kembali terulang, yakni harga tabung oksigen ataupun oksigen bisa naik tidak terkontrol.

"Nah, ada kenaikan bisa dipahami karena permintaan yang meningkat, tetapi kenaikan itu berapa persen dari harga normal ini yang harus dikendalikan. Ini yang wajib hadir pemerintah untuk memberikan kepastian itu," ucap Agus.

Penyebaran virus Covid-19 yang semakin cepat membuat masyarakat membutuhkan tabung oksigen karena mengalami sesak nafas.

Kelangkaan hingga harga tabung oksigen pun terjadi. Sejumlah pedagang ada yang menjual tabung oksigen hingga mencapai Rp 2 juta bahkan lebih untuk tabung oksigen ukuran satu meter kubik.

Bukan hanya masyarakat umum, pihak rumah sakit pun dilaporkan juga mengalami kesulitan untuk memperoleh oksigen maupun tabung oksigen di tengah lonjakan pasien.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya