Berita

Pengamat penerbangan, Alvin Lie/Repro

Nusantara

Aktifkan Mode Survival, Apa Yang Harus Dilakukan Maskapai Saat Pandemi?

SENIN, 07 JUNI 2021 | 18:45 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sektor penerbangan, termasuk maskapai, menjadi salah satu yang paling terdampak oleh pandemi Covid-19. Sehingga diperlukan tindakan-tindakan penyelamatan yang harus dilakukan selama krisis.

"Tantangannya adalah survival," ujar pengamat penerbangan Alvin Lie dalam diskusi RMOL World View pada Senin (7/5).     

Alvin mengatakan, hal pertama yang harus dilakukan oleh maspakai untuk menyelamatkan diri adalah mengurangi biaya tetap atau fix cost.

"Untuk mengurangi fix cost, tinjau rute mana yang dilayani. Kalau kemarin-kemarin antar rute bisa subsidi silang. Rute ini rugi tidak apa-apa (karena) yang ini untung," jelasnya.

Sebagai contoh, ia mengatakan, rute Jakarta-Semarang untuk Garuda Indonesia pada saat normal mencapai 10 kali terbang dan Lion Air sekitar 12 kali. Namun selama pandemi, Garuda menjadi satu penerbangan sehari, sedangkan Lion Air hanya 2-3 kali.

Selain rute, frekuensi penerbangan dan jumlah pesawat aktif juga perlu dikurangi. Pesawat yang tidak perlu dipakai kemudian dikandangkan lantaran biaya operasi yang besar.

"Taraf pelayanan juga dikurangi. Bagi yang masih terbang kita lihat makanan yang disajikan setiap hari makin minimalis, mungil, imut," tambahnya.

Gaji juga menjadi satu hal yang dikurangi, meski sangat berat, lanjut Alvin.

Di samping mengurangi biaya-biaya tetap, Alvin mengatakan, kas juga perlu diatur.

"Cash flow itu seperti darah dalam tubuh kita. Ketika darah kita mengucur keluar, tidak ada peredaran ke tubuh kita, mati kita, karena tidak ada oksigen," jelasnya menganalogikan.

Dalam pengaturan kas, maskpai peru menunda pembayaran, melakukan renegosiasi utang dan daya bali. Tindakan tersebut, menurut Alvin, sangat memungkinkan karena krisis terjadi di seluruh dunia.

"Airlines kesulitan, lessor juga kesulitan. Bagi lessor, airlines ini (asal) tetap hidup, pembayaran berkurang, dikasih diskon tidak masalah. Daripada ramai-ramai ditarik pesawatnya nanti mereka pusing ngurusin pesawat segitu banyak. Setelah itu mau dijual kemana?" terang Alvin.

Bukan hanya itu, maskapai juga harus aktif menagih piutang-puitang yang ada. Termasuk juga mengutamakan penjualan tunai.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya