Berita

Ilustrasi/Net

Pertahanan

Tri Permadi: Rencana Strategis Belanja Alutsista 1,7 Kuadriliun Akan Menghindari KKN

JUMAT, 04 JUNI 2021 | 22:50 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Anggaran pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) Kementerian Pertahanan sekitar 1,7 kuadriliun wajar bila melihat kondisi alutsista dalam negeri yang sudah tua dan tidak modern.

"Pertahanan kita sudah banyak dikritik, baik pengamat maupun anggota dewan karena peralatan sudah tua. Meskipun sudah di-upgrade tapi performa tetap kurang. Teknologinya juga ketinggalan zaman," kata Direktur Eksekutif Indonesia Developmen Monitoring, Tri Permadi, Jumat (4/6).

Secara realistis, pembangunan militer Indonesia baru dimulai sejak 2010 dalam mewujudkan tugas pokok dan fungsi TNI yang tertuang dalam 'buku putih' Rencana Strategis (renstra) Minimum Essential Force (MEF) yang dibuat Departemen Pertahanan pada 2007.

Data dari 2010 sampai 2019 memperlihatkan, alokasi belanja memperkuat pertahanan militer Indonesia tidak mencapai 1 persen dari GDP, kecuali pada zaman Orde Baru pernah mencapai 3 persen dari GDP tahun 1975, ketika Indonesia menjadi milter terkuat di Asia Tenggara.

"Lalu, salahkan Menhan Prabowo membuat rencana strategis alutsista hingga 1,7 kuadriliun hingga 2024 dengan dasar keadaan alutsista seperti yang ada saat ini? Tentu sangat wajar dan tidak salah," jelasnya.

Apalagi, kata di, Kemenhan dalam melakukan pengadaan alutsista akan memprioritaskan adanya alih teknologi dengan pabrik-pabrik pembuat alutsista.

"Alutsista juga dibeli langsung di pabrik pembuat sehingga harganya lebih baik dan tidak mudah dikorupsi. Karena harga sudah jelas, tidak seperti sebelumnya dengan membeli alutsista rekondisi, bekas, dan lain-lain," tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya