Berita

Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto/Net

Politik

Selain Work From Bali Luhut, Ini Deretan Kebijakan Membingungkan Menteri Jokowi Tangani Covid-19

JUMAT, 21 MEI 2021 | 13:40 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Sejak awal pandemi virus corona baru (Covid-19) melanda Indonesia membuat rakyat mengetahui betapa bobroknya kinerja rezim Joko Widodo dalam menangani bencana kesehatan dan perekonomian.

"Lagi dan selalu berulang kebijakan menteri-menteri Jokowi yang enggak sinkron, bikin bingung semua masyarakat," ujar Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (21/5).

Begitu tanggapan awal Satyo atas adanya kebijakan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Manives) Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) yang mengajak PNS untuk work from Bali.

Atas kebijakan yang blunder itu, membuat Satyo teringat dengan kebijakan-kebijakan rezim Jokowi sejak awal pandemi Covid-19 di Indonesia yang diumumkan kasus pertama oleh Jokowi sendiri pada awal Maret 2021.

"Ini bukan kali pertama kebijakan menteri Jokowi overlap dan mendistorsi kebijakan kebijakan sebelumnya, sejak pandemi Covid-19 terdeteksi di Indonesia pada awal Maret 2020 berkali-kali kebijakan pemerintah malah kontraproduktif dan bikin puyeng," kata Satyo.

Satyo pun merinci kebijakan-kebijakan yang dimaksud.

Pada awal pandemi, Menko Perekonomian dan Menteri Pariwisata dianggap "membuang" uang puluhan miliar untuk influencer, insentif dan diskon akomodasi pariwisata.

"Padahal dibanyak negara justru mulai menutup pintu masuk perbatasan dan kedatangan orang asing," terang Satyo.

Berikutnya adalah, disahkannya UU Cipta Kerja yang dianggap krusial dan sensitif yang memicu demonstrasi besar-besaran.

"Padahal semua orang disuruh di rumah untuk sosial distansing," kata Satyo.

Selanjutnya, di penghujung Desember 2020 kata Satyo, dengan berbagai alasan, Pilkada tetap digelar yang pada akhirnya memicu peningkatan kasus positif dan banyak korban meninggal akibat dampak langsung dan tidak langsung dari pelaksanaan Pilkada tersebut.

"Tapi pemerintah bergeming tidak pernah mengakui adanya klaster pilkada," heran Satyo.

Kemudian, derasnya kedatangan tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok.

Pada saat bersamaan, pemerintah menerapkan larangan mudik lebaran 2021 terhadap rakyatnya sendiri.

Tak lama kemudian, Luhut mengajak PNS untuk Work From Bali. Kebijakan tersebut bertentangan dengan kebijakan sebelumnya yang menerapkan work form home (WFH) yang masih diterapkan dibanyak daerah.

"Ditambah infrastruktur kesehatan sedang bersiap mengantisipasi lonjakan kasus positif akibatnya meningkatnya mobilitas masyarakat saat Idul Fitri 2021," tutur Satyo.

Dengan demikian masih kata Satyo, kondisi ini sepertinya menggambarkan tidak adanya kebijakan komprehensif dalam menangani pandemi berikut dampaknya.

"Menteri-menteri Jokowi terkesan panik, tidak mampu menemukan solusi kontijensi logis dan relevan dalam setiap kebijakan. Program work from Bali jelas akan memicu mobilisasi orang di tengah kekhawatiran gelombang kedua Covid-19 dan ditemukannya varian baru corona yang memiliki tingkat penularan lebih tinggi," jelas Satyo.

"Belum hilang kebingungan masyarakat akibat berubah-ubahnya larangan mudik, lah sekarang malah adalagi yang justru bertentangan dengan pembatasan perjalanan orang," sambung Satyo menutup.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Mau Perang Tapi Kere, Bagaimana?

Senin, 15 April 2024 | 12:34

UPDATE

Puluhan Sepeda Motor Curian Diparkir di Polsek Tambora

Kamis, 25 April 2024 | 10:05

Kereta Cepat Whoosh Angkut 200 Ribu Penumpang selama Lebaran 2024

Kamis, 25 April 2024 | 09:56

9 Kandidat Bacalon Walikota Cirebon Siap Fit and Proper Test

Kamis, 25 April 2024 | 09:55

Usai Naikkan Suku Bunga, BI Optimis Rupiah akan Kembali ke Rp15.000 di Akhir Tahun

Kamis, 25 April 2024 | 09:51

Parpol Menuduh Pemilu Curang Haram Gabung Koalisi Pemerintah

Kamis, 25 April 2024 | 09:49

Demokrat Welcome PKB Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Kamis, 25 April 2024 | 09:49

KPK akan Kembali Tangkap Bupati Mimika Eltinus Omaleng

Kamis, 25 April 2024 | 09:38

Pemerintah Kasih Gratis Konversi Motor Listrik, Begini Caranya

Kamis, 25 April 2024 | 09:37

Pembatasan Kendaraan Pribadi Belum Tentu Atasi Macet Jakarta

Kamis, 25 April 2024 | 09:28

Berantas Judi Online Harus Serius

Kamis, 25 April 2024 | 09:22

Selengkapnya