Berita

Mawardi Ismail/RMOLAceh

Politik

Surat Penolakan Pilkada Aceh Tak Diteken Mendagri, Pakar: Seolah Ada Sesuatu Yang Disimpan

MINGGU, 25 APRIL 2021 | 05:57 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Surat-surat terkait penolakan terhadap rencana menggelar Pilkada Aceh 2022 dinilai menyiratkan sesuatu yang sengaja disimpan.

Menurut pakar politik Universitas Syiah Kuala, Mawardi Ismail, untuk persoalan besar seperti Pilkada, seharusnya surat itu ditandatangani oleh Menteri Dalam Negeri.

"Jadi seolah-olah ada sesuatu yang disimpan," ucap Mawardi Ismail kepada Kantor Berita RMOLAceh, Sabtu (24/4).

Mawardi mengatakan, Ketua DPR Aceh dan sejumlah tokoh politik Aceh telah menemui Menkopolhukam Mahfud MD. Berdasarkan informasi yang diterima, kata Mawardi, dalam pertemuan tersebut Dirjen Otda, Akmal Malik, juga hadir. Akmal mengatakan bahwa Kemendagri siap apapun yang diputuskan oleh pemerintah.

Kemudian, Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan akan segera membuat rapat koordinasi dengan Kemendagri, KPU, Komisi II DPR-RI untuk segera mengambil keputusan terkait Pilkada Aceh ini.

"Artinya masih terbuka peluang untuk adanya keputusan yang berbeda dan kalau andaikata keputusan yang diambil itu berbeda Kemendagri tidak akan kehilangan muka, karena Menterinya bisa membatalkan surat Dirjen," ujarnya.

"Feeling saya seperti itu, jadi makanya saya sering mengatakan surat itu tegas tapi tidak begitu tegas, masih normatif saja, yang masih terbuka peluang untuk dianulir dengan pejabat yang diatasnya lagi," sambungnya.

Mawardi melihat proses diplomasi yang dilakukan oleh DPR Aceh untuk meyakinkan pemerintah pusat masih lemah dan belum berhasil. Untuk itu, Mawardi menyarankan DPR Aceh introspeksi diri di mana letak kelemahan diplomasi itu.

Menurut Mawardi, selama ini pemerintah selalu berpegang hanya kepada aspek yuridisnya padahal soal pilkada itu tidak semata-mata aspek yuridis, juga ada aspek politisnya, serta aspek birokratisnya. Padahal, kalau aspek yuridis berpegang pada UUPA itu sudah selesai.

"Jadi sekarang ini kita harus membangun argumentasi dari aspek-aspek lain, dari aspek politis. Secara politis apa untung ruginya pilkada dilaksanakan 2022 dan kalau dilaksanakan 2024," tuturnya.

Kemudian juga harus diperhatikan dari segi sosiologis lalu dari segi birokratis, apa untung ruginya kalau pejabat (pj) itu sampai dua tahun bagi Aceh. Nah hal-hal yang seperti ini dikemas dengan baik lalu kemudian dalam pertemuan-pertemuan dengan pejabat pusat ini yang disampaikan.

"Jadi bukan berarti bahwa mengeyampingkan UUPA, UUPA itu sudah klir. Yang sekarang yang penting adalah yang mendukung itu. Jadi harus argumentasi didepan pressure dan emosi di belakanglah. Menurut saya ini yang harus diperhatikan oleh teman-teman di DPRA," papar Mawardi.

Mawardi juga tak menampik, Gubernur Aceh Nova Iriansyah memimpin rombongan elite politik Aceh agar berjumpa dengan Mendagri untuk melobi Pilkada Aceh 2022. Selain itu, lanjut Mawardi, dalam berdiplomasi itu ada seninya, jadi cerdas dalam komunikasi politik itu adalah kewajiban.

"Mereka sudah pergi kemana-mana tapi jawabannya selalu dimana-mana kita kihat secara pribadi kami mendukung (Pilkada Aceh 2022). Nah sekarang yang kita perlukan bukan dukungan pribadi, tapi dukungan institusi," tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya