Berita

Politisi PKS, Nasir Djamil/Net

Politik

PKS: Pembelokan Sejarah Indonesia Dari Kekejaman PKI Dilakukan Satu Dekade Terakhir

RABU, 21 APRIL 2021 | 17:46 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Kritikan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon kepada Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid terkait hilangnya nama pendiri Nahdlathul Ulama (NU), KH Hasyim Asyhari dan lebih menonjolnya tokoh-tokoh komunis pada Kamus Sejarah Republik Indonesia jilid I, menuai reaksi.

Anggota Komisi II fraksi PKS Nasir Djamil menilai, hampir satu dekade ini upaya untuk membelokkan sejarah Indonesia dari kekejaman PKI telah dilakukan.

Bahkan, menurutnya, telah berani disampaikan secara terang-terangan.

"Boleh jadi karena ada 'dendam' masa lalu di mana saat itu penguasa orde baru benar-benar tidak memberi tempat kepada anak-anak bekas tokoh PKI," kata Nasir Djamil kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Rabu (21/4).

Politikus PKS ini menambahkan, semasa Presiden Soeharto, ia memberlakukan penelitian khusus (Litsus) kepada setiap pejabat orang yang akan menduduki posisi di cabang cabang kekuasaan, seperti eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

"Saran saya memang kementerian dan lembaga terkait harus memberikan ruang agar upaya pembelokan sejarah, terutama sepak terjang PKI di Indonesia, dapat diluruskan," tuturnya.

"Berbeda soal jejak sejarah adalah biasa, tapi kalau ada upaya membelokkan sejarah terutama bagaimana PKI ingin mengudeta pemerintahan yang sah saat itu adalah bentuk lain dari pencukur sejarah," demikian Nasir Djamil.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Mau Perang Tapi Kere, Bagaimana?

Senin, 15 April 2024 | 12:34

UPDATE

Kejagung Jangan Goyang Usut Kasus Timah

Rabu, 24 April 2024 | 14:05

Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas KPK

Rabu, 24 April 2024 | 13:58

Nathan Diizinkan Kembali Membela Garuda Muda, Erick Thohir Berterima Kasih kepada Suporter

Rabu, 24 April 2024 | 13:54

Perindo Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran

Rabu, 24 April 2024 | 13:53

Senat AS Loloskan Paket Bantuan Rp1.535 Triliun untuk Ukraina, Israel, dan Taiwan

Rabu, 24 April 2024 | 13:51

Prabowo: Saya Manusia dan Pernah Bikin Salah, Saya Minta Maaf

Rabu, 24 April 2024 | 13:46

Prabowo: Terima Kasih Pak Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 13:46

Anies Respons Sindiran Prabowo soal Senyuman Berat: Biasa Saja

Rabu, 24 April 2024 | 13:45

Ratu Adil Ajak Seluruh Elemen Bangsa Lakukan Rekonsiliasi Nasional

Rabu, 24 April 2024 | 13:29

Pemerintah Australia Resmikan Fase Baru Program Investing in Women di Jakarta

Rabu, 24 April 2024 | 13:26

Selengkapnya