Menparekraf Sandiaga Uno saat melakukan kunjungan ke Tanjung Lesung, Banten, pada Selasa, 6 April 2021/RMOL
Bencana tsunami pada akhir 2018 telah menciptakan luka yang mendalam bagi masyarakat dan sektor wisata serta ekonomi kreatif di Tanjung Lesung, Banten.
Setelah dihantam tsunami dan pandemi Covid-19, bisnis pariwisata dan ekonomi kreatif di wilayah tersebut mengalami kemunduran.
Untuk itulah, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno menjelaskan, pihaknya terus memantau langkah-langkah yang dilakukan untuk memitigasi bencana di wilayah yang jadi tujuan wisata masyarakat.
Dalam kunjungannya ke Tanjung Lesung, Selasa (6/4), Sandi mengatakan pariwisata harus menghadirkan rasa aman dan nyaman.
"Mitigasi-mitigasi
early warning system dari potensi, baik itu tsunami atau
extrem weather. Kita di
ring of fire dan
climate change, jadi kita betul-betul harus mengamati
pattern cuaca,
pattern bencana gempa, dan harus segera memberikan sosialisasi," ujar Sandi kepada wartawan.
Sandi menambahkan, Kemenparekraf mencoba untuk melakukan sosialisasi dan edukasi, serta latihan menghadapi bencana dengan belajar dari Jepang.
"Kita bisa lebih tanggap jika terus berlatih, ada
fire drill,
tsunami drill," lanjutnya.
Selain itu, pemerintah juga akan memberikan sertifikasi destinasi wisata
high risk jika berada dalam kawasan yang rawan bencana.
Sejauh ini, pemerintah daerah telah menyiapkan radar merah yang dapat mendeteksi pergerakan dari radius 100 km. Dengan upaya tersebut diharapkan jika terjadi kenaikan air, BNPB dapat langsung melakukan evakuasi.