Berita

Demonstran anti-kudeta militer di Myanmar/Reuters

Dunia

Kekerasan Kian Brutal, Aktivis Myanmar Minta Perlindungan Dari Kelompok Etnis Bersenjata

SENIN, 29 MARET 2021 | 12:29 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Meningkatnya kekerasan yang dilakukan oleh junta militer Myanmar membuat para aktivis berupaya mencari perlindungan, salah satunya dari kelompok etnis bersenjata.

Myanmar dikenal memiliki banyak kelompok etnis bersenjata yang banyak di antaranya mendukung gerakan pembangkangan sipil untuk menolak perebutan kekuasaan oleh militer.

Kelompok pemimpin gerakan pembangkangan sipil, General Strike Committee of Nationalities (GSCN), mengeluarkan surat terbuka berisi desakan agar kelompok etnis bersenjata secara kolektif melindungi warga sipil, wanita, anak-anak, dan orang tua yang menantang kudeta militer.


Surat terbuka itu diunggah dalam akun Facebook pada Minggu (28/3), seperti yang dimuat Reuters.

Desakan itu muncul setelah insiden berdarah pada akhir pekan yang membuat lebih dari 100 orang meninggal dunia karena kekerasan petugas keamanan.

Menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) pada Minggu (28/3), totalnya sudah ada 459 warga sipil yang meninggal dunia sejak militer merebut kekuasaan pada 1 Februari.

Sekitar 3.000 orang melarikan diri ke negara tetangga Thailand setelah jet militer membom daerah yang dikuasai oleh milisi Persatuan Nasional Karen (KNU) di dekat perbatasan.

Setidaknya tiga warga sipil tewas pada Sabtu (27/3) dalam serangan udara oleh militer di sebuah desa yang dikendalikan oleh KNU. Milisi sebelumnya mengatakan telah menyerbu sebuah pos militer dekat perbatasan, menewaskan 10 orang.

Pertempuran juga meletus pada Minggu antara kelompok bersenjata lainnya, Tentara Kemerdekaan Kachin, dan militer di daerah pertambangan batu giok Hpakant di utara.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya