Berita

Presiden Joko Widodo/Net

Politik

Berkaca Moeldoko Bajak Demokrat, Wacana Presiden 3 Periode Tidak Bisa Dianggap Isapan Jempol

MINGGU, 21 MARET 2021 | 10:07 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Wacana presiden 3 periode yang terus menggelinding tidak bisa dianggap biasa. Bukan tidak mungkin wacana itu jadi kenyataan.

Direktur Visi Indonesia, Abdul Hamid mengajak masyarakat untuk berkaca dari aksi Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko membajak Partai Demokrat.

Aksi yang sebelumnya diam-diam dan terus disangkal itu ternyata berbuah kenyataan dengan digelarnya perkumpulan yang diklaim sebagai kongres luar biasa di Deliserdang.

Selain itu, sikap diam Presiden Joko Widodo atas ulah Moeldoko tersebut bukan tidak mungkin akan berulang, sehingga presiden 3 periode jadi kenyataan.

Apalagi sikap beberapa loyalis dan lembaga survei yang selama ini lebih kental sebagai buzzer mulai menyuarakan yang sama terkait dorongan agar Jokowi melanjutkan 3 periode.

“Akhirnya saya harus mengatakan bahwa upaya gerakan untuk memuluskan Jokowi 3 periode ini bukanlah isapan jempol belaka,” tegasnya kepada redaksi, Minggu (21/3).

“Jadi puzzel-puzzel gerakan untuk memuluskan hasrat memperpanjang kekuasaan itu kian nyata, kian terlihat bentuknya,” sambung Abdul Hamid.

Dia mengurai bahwa untuk memuluskan rencana 3 periode dibutuhkan amandemen UUD NRI 1945. Amandemen mengharusnya dukungan dari 2/3 anggota MPR. Artinya mustahil itu berjalan tanpa dukungan Demokrat atau PKS.

Presiden Jokowi, lanjutnya, memang sudah mengatakan tidak ada niat atau tidak minat untuk menjabat 3 periode. Tapi, kata Abdul Hamid, melihat rekam jejak beliau kan banyak yang tidak konsisten antara perkataan dan perbuatan.

“Yang terbaru misal, beliau mengatakan mendorong akan revisi undang-undang ITE? Tapi ternyata polisi malah membuat tim khusus polisi cyber yang mengontrol dan menindak masyarakat di dunia digital?” tutupnya.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Waspadai Partai Cokelat, PDIP: Biarkan Rakyat Bebas Memilih!

Rabu, 27 November 2024 | 11:18

UPDATE

Pengusaha Kecewa UMP Naik 6,5 Persen, APINDO Peringatkan Risiko PHK

Sabtu, 30 November 2024 | 13:54

Upah Naik Turunkan Kriminal

Sabtu, 30 November 2024 | 13:39

Tiongkok Ancam Ambil Tindakan jika AS Makin Keras Soal Ekspor Chip

Sabtu, 30 November 2024 | 13:37

Pakar Sarankan Pemerintah Prabowo Jalankan 5 Prinsip Ekonomi Hijau Syariah

Sabtu, 30 November 2024 | 13:14

Harga Emas Dunia Jatuh Hingga 2 Persen Selama Sepekan

Sabtu, 30 November 2024 | 13:01

100 Warga Gaza Tewas dalam Tiga Hari Serangan Israel

Sabtu, 30 November 2024 | 12:42

PPATK: 80 Persen Pemain Judol Transaksi di Bawah Rp100 Ribu

Sabtu, 30 November 2024 | 12:35

BOT: Ekonomi Membaik pada Oktober, Dipicu Sektor Pariwisata dan Ekspor

Sabtu, 30 November 2024 | 12:28

OJK Cabut Izin Usaha Bank BPRS Kota Juang Perseroda Aceh, Gara-gara Ini

Sabtu, 30 November 2024 | 12:19

Ternyata Ini Faktor Rendahnya Partisipasi Pemilih di Pilkada 2024

Sabtu, 30 November 2024 | 12:06

Selengkapnya