Berita

Pilpres AS 2020/Getty Images

Dunia

Laporan Intelijen: Rusia Berupaya Campuri Pilpres AS 2020 Demi Menangkan Donald Trump

RABU, 17 MARET 2021 | 09:26 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sebuah laporan intelijen menunjukkan bahwa Rusia lah yang berusaha untuk mencampuri pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) pada 2020, dan bukan China.

Laporan setebal 15 halaman itu dirilis oleh Kantor Direktur Intelijen Nasional. Di dalamnya ditemukan upaya Moskow untuk memenangkan Donald Trump dalam pilpres AS 2020.

Bahkan temuan baru menunjukkan, Presiden Vladimir Putin mengawasi atau setidaknya menyetujui upaya ikut campur Rusia untuk memenangkan Trump.

Kesimpulan laporan itu menyebut, tokoh-tokoh yang didukung Rusia, seperti anggota parlemen Ukraina Andriy Derkach meminta tokoh politik AS yang tidak disebutkan namanya untuk mencoreng nama Joe Biden dan putranya, Hunter, selama kampanye.

Laporan itu menyebut Derkach, yang bertemu dengan pengacara Trump Rudy Giuliani pada 2019, sebagai seseorang yang pergerakannya dilacak, jika tidak diarahkan, oleh Putin.

"Putin memiliki kewenangan atas aktivitas Andriy Derkach," kata laporan itu, seperti dikutip Reuters.

"Pejabat senior lainnya juga berpartisipasi dalam upaya mempengaruhi pemilihan, termasuk pejabat senior keamanan dan intelijen nasional yang kami nilai tidak akan bertindak tanpa menerima setidaknya persetujuan diam-diam dari Putin," lanjut laporan itu.

Badan intelijen AS dan mantan Penasihat Khusus Robert Mueller sebelumnya menyimpulkan bahwa Rusia juga ikut campur dalam pemilihan AS 2016 untuk meningkatkan pencalonan Trump dengan kampanye propaganda yang bertujuan merugikan lawan Demokrat-nya, Hillary Clinton.

Laporan itu juga menyinggung kontra-narasi yang didorong oleh sekutu Trump bahwa China ikut campur atas nama Biden, menyimpulkan bahwa Beijing tidak mengerahkan upaya gangguan.

"China mencari stabilitas dalam hubungannya dengan Amerika Serikat dan tidak melihat hasil pemilu mana pun yang cukup menguntungkan bagi China untuk mengambil risiko pukulan balik jika tertangkap," kata laporan itu.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya