Berita

Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Moeldoko/Net

Politik

Lamban Pecat Moeldoko, Pemerintah Bisa Dianggap Tidak Netral

SELASA, 09 MARET 2021 | 09:31 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Presiden Joko Widodo terus didesak untuk segera memecat Moeldoko dari jabatan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP). Jika lamban, apalagi kalau tidak memecat Moeldoko, pemerintah akan dianggap tidak netral dalam persoalan yang menimpa Partai Demokrat (PD).

Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto mengatakan, di periode lalu juga terjadi beberapa kali pembelahan partai politik. Tapi, tidak sebrutal yang menimpa Demokrat saat ini.

"Di mana dugaan intervensi kekuasaan begitu kuat terasa dengan tampilnya Jenderal (purn) Moeldoko sebagai ketum versi KLB. Dia adalah pejabat Kepala Kantor Staf Kepresidenan dan tidak pernah terdaftar sebagai anggota Partai Demokrat sebelumnya," ujar Satyo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (9/3).


Apalagi, kata Satyo, Moeldoko diangkat sebagai ketum oleh sekumpulan orang yang notabene sudah diberhentikan sehingga tidak memiliki kewenangan apapun untuk mengatasnamakan bagian dari Demokrat.

"Kejadian peristiwa yang katanya 'Kongres Luar Biasa' PD tersebut sangat mencoreng demokrasi. Tradisi parpol dan sistem kepartaian di Indonesia dirusak sedemikian rupa, dan ini adalah preseden buruk bagi tatanan demokrasi prosedural," jelas Satyo.

Menurut Satyo, kehadiran Moeldoko di acara KLB Deliserdang dan kegaduhan sebelumnya yang diungkap oleh Ketua Umum Demokrat yang sah, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menggambarkan bahwa kuat dugaan Moeldoko terlibat dari awal dalam pelaksanaan KLB tersebut.

"Pemerintah tidak bisa dianggap netral bila tidak segera memecat Moeldoko," tegas Satyo.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Pasutri Kurir Narkoba

Rabu, 03 Desember 2025 | 04:59

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

UPDATE

Rais Syuriyah PBNU: Ada Indikasi Penetrasi Zionis

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:49

Prabowo: Saya Tidak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Semua Bekerja Keras

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:42

Mohammad Nuh Jabat Katib Aam PBNU Kubu Sultan

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:19

Konstitusionalitas Perpol Nomor 10 Tahun 2025

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:18

Pemeriksaan Kargo Diperkuat dalam Pemberantasan Narkoba

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:11

Korban Meninggal Akibat Banjir dan Longsor Sumatera Tembus 1.006 Jiwa

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:53

Aktivis 98 Bagikan Paket Bantuan Tali Kasih Natal untuk Masyarakat

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:52

Kader Pemuda Katolik Bali Cetuskan Teori PARADIXIA Tata Kelola AI Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:39

Ketika Jabatan Menjadi Instrumen Pengembalian Modal

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:35

Tokoh Muda Dukung Prabowo Kejar Lompatan Gizi dan Pendidikan Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:29

Selengkapnya