Berita

Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump/Net

Dunia

Korban Pelecehan Seks Trump: Menunggu Hari Terpenting Kami Duduk Bertatap Muka Dalam Persidangan

RABU, 24 FEBRUARI 2021 | 06:03 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Donald Trump memiliki hari-hari suram pasca lengser dari kekuasaannya Januari lalu. Hak privilese atau hak istimewa yang disandangnya sebagai presiden Amerika Serikat telah dicabut.

Ia tak lagi memiliki perlindungan dari gugatan hukum perdata maupun pidana. Berbagai kasus hukum pun menghampirinya, memanfaatkan kelemahannya saat ini. Termasuk tuduhan pelecehan terhadap seorang jurnalis terkenal, E. Jean Carroll.
Trump sebentar lagi akan menghadapi kasus gugatan yang telah dilayangkan Caroll. Caroll sebenarnya  telah menggugat Trump pada 4 Nopember 2019 dengan tuduhan perkosaan dan pencemaran nama baik.

Dikatakannya, Trump pada bulan Juni 2019 telah menyangkal tuduhan bahwa ia pernah memperkosa wanita itu sekitar 23 tahun yang lalu di sebuah department store New York.

Dikatakannya, Trump pada bulan Juni 2019 telah menyangkal tuduhan bahwa ia pernah memperkosa wanita itu sekitar 23 tahun yang lalu di sebuah department store New York.

Dalam gugatannya, Carroll mengatakan Trump mencermarkan nama baik dirinya karena Trump mengatakan 'tak mungkin memperkosa karena Carroll bukan tipenya'.

Carroll meminta ganti rugi dan mendesak Trump untuk mencabut ucapannya. Trump yang masih menjabat, berhasil lolos dari gugatan Carroll. Mengatakan dia tidak pernah mengenal Carroll dan menuduhnya berbohong untuk menjual buku barunya.

Perkosaan itu terjadi pada 1996. Mengutip The Hill, ketika itu Trump pernah meminta saran Carroll soal hadiah yang cocok diberikan kepada seorang perempuan. Mereka lalu pergi ke pusat perbelanjaan. Carroll menyarankan Trump membeli tas atau topi. Namun, tiba-tiba Trump mengarahkan langkah ke ruang ganti area penjualan pakaian dalam.

Caroll menutup kisah itu karena ia takut dan tidak yakin bahwa peristiwa itu termasuk pelecehan seksual. Dia tidak percaya diri untuk melapor, setelah melihat sendiri bagaimana Trump membantah pengakuan semua wanita yang mengaku menjadi korbannya. Pejabat Gedung Putih berulangkali mengatakan bahwa tuduhan itu palsu.

Setelah gerakan #MeToo gencar dibicarakan selama beberapa tahun terakhir, Carroll pun berubah pikiran. Ia mulai melancarkan gugatan hukum kepada Trump di detik-detik berakhirnya kekuasaan Trump.

Selama kunjungan bulan Desember ke New York City, Carroll mengatakan dia pergi berbelanja dengan konsultan mode untuk menemukan 'pakaian terbaik' yang akan dia gunakan untuk salah satu hari terpenting dalam hidupnya, di mana dia akan duduk bertatap muka dengan Trump yang ia tuduh memperkosanya beberapa dekade lalu.

Dia harus hadir pada saat Trump disidang dalam kasusnya itu.

"Saya hidup sejenak untuk masuk ke ruangan itu untuk duduk di seberang meja darinya," kata Carroll kepada Reuters dalam sebuah wawancara, seperti dikutip dari Reuters Selasa (23/2).

"Saya memikirkannya setiap hari."
Carroll, 77, mantan kolumnis majalah Elle, meminta ganti rugi yang tidak ditentukan dalam gugatannya dan pencabutan pernyataan Trump.

Saat menjabat, pengacara Trump menunda kasus tersebut dengan alasan bahwa tugas mendesak dari kantornya membuat tidak mungkin menanggapi tuntutan hukum perdata.

Roberta Kaplan, pengacara Carroll mengatakan, "Saya pikir akan ada perasaan di antara para hakim bahwa inilah saatnya untuk bergerak dalam kasus ini."

Jennifer Rodgers, mantan jaksa federal dan sekarang menjadi profesor hukum klinis di New York University School of Law, ikut memberikan komentarnya, "Satu-satunya penghalang untuk melanjutkan gugatan perdata itu adalah bahwa masih menjabat sebagai presiden."

Pengacara Trump dan perwakilan mantan presiden lainnya tidak menanggapi permintaan komentar.

Selain Carroll, Trump juga menghadapi gugatan serupa dari Summer Zervos, mantan kontestan di reality show televisi 'The Apprentice'. Pada 2016, Zervos menuduh Trump melakukan pelecehan seksual, mengatakan bahwa dia menciumnya di luar keinginannya pada pertemuan 2007 di New York.

Trump membantah tuduhan itu dan menyebut Zervos pembohong.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya