Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

AS Tuding Tiga Pejabat Intel Korut Curi Miliaran Dolar Lewat Skema Serangan Siber

KAMIS, 18 FEBRUARI 2021 | 08:26 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Tiga pejabat intelijen militer Korea Utara dituduh melakukan serangan siber untuk mencuri 1,3 miliar dolar AS dari bank dan target lainnya oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS).

Departemen pada Rabu (17/2) menuding serangan tersebut ditujukan mencuri dana dalam bentuk mata uang kripto untuk pemerintah Pyongyang.

Salah satu pejabat yang diidentifikasi sebagai Park Jin Hyok didakwa ke pengadilan federal di Los Angeles. Ia dituding menjadi dalang peretasan gambar Sony pada 2014, pembuatan ransomware WannaCry, dan pencurian sebesar 81 juta dolar AS dari bank sentral Bangladesh pada 2016.


Dilaporkan AFP, dua pejabat lainnya adalah Jon Chang Hyok dan Kim Il.

Ketiga orang tersebut diketahui bekerja di Biro Umum Pengintaian yang berfokus pada peretasan intelijen Korea Utara, atau yang lebih dikenal sebagai Lazarus Group alias APT 38.

Selain di Korea Utara, ketiganya diduga beroperasi di Rusia dan China untuk meretas komputer menggunakan teknik spearfishing, mempromosikan aplikasi mata uang kripto yang dimuat dalam perangkat lunak sehingga memungkinkan mereka untuk mengosongkan dompet kripto korban.

Dengan modus tersebut, mereka diduga merampok pertukaran mata uang kripto di Slovenia dan Indonesia, serta memeras bursa New York sebesar 11,8 juta dolar AS.

Pada 2018, mereka juga diduga mencuri 6,1 juta dolar AS dari mesin ATM dari Bank Islami Pakistan setelah mendapatkan akses ke jaringan komputernya.

Di samping itu, Kim Il juga didakwa atas pengembangan mata uang digital berbasis blockchain seperti "Marine Chain Tokenn" yang seolah-olah merupakan instrumen bagi investor untuk membeli saham kapal.

Departemen mengatakan tindakan yang dilakukan oleh tiga pejabat intel Korea Utara tersebut untuk memajukan kepentingan strategis dan keuangan pemerintah, khususnya pemimpin Kim Jong Un.

"Operator Korea Utara menggunakan keyboard daripada senjata, mencuri dompet mata uang kripto digital dan bukan karung uang tunai, adalah perampok bank terkemuka di dunia," ujar Asisten Jaksa Agung John Demers.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya