Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof Anwar Abbas/Repro
Sejatinya pendidikan Islam mengilhami pendidikan formal atau umum, yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, tidak semestinya ada jurang pemisah yang dalam, antara keduanya.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof Anwar Abbas saat mengisi webinar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ciputat, bertajuk "Aktualisasi Pendidikan Islam Berkemajuan Dalam Gejolaknya Dunia Pendidikan Kini dan Nanti", Rabu malam (17/2).
"Jadi, jangan ada lagi dikotomis antara pendidikan Islam dengan pendidikan umum," kata Anwar Abbas.
Sementara itu, anggota Komisi VIII DPR RI fraksi Golkar yang juga Ketua Umum Ikatan Alumni (IKAL) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, TB Ace Hasan Syadzily sependapat dengan Prof Anwar Abbas bahwa sejatinya pendidikan Islam itu selaras dengan pendidikan umum.
"Karena esensi pendidikan adalah membebaskan manusia dari belenggu (kebodohan)," ujar TB Ace menambahkan.
Sebab menurut TB Ace, pendidikan Islam berkemajuan sebagaimana kelanjutan gagasan orisinil dari pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan bahwa target terpenting dalam tujuan pendidikan adalah pembentukan kepribadian.
"Tujuan pendidikan adalah memperbaiki budi pekerti, alim dalam agama, luas pengetahuan dalam ilmu dunia (umum), dan bersedia memperjuangkan kemajuan masyarakat," tuturnya.
"Pendidikan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pembaharuan pendidikan dengan cara memasukkan pelajaran agama di setiap sekolah umum," demikian TB Ace Hasan Syadzily.