Berita

Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera/Net

Politik

PKS Wanti-wanti Potensi Korupsi Jika Lembaga Pengelola Investasi Tidak Dikelola Secara Transparan

RABU, 17 FEBRUARI 2021 | 15:02 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Lembaga pengelola dana abadi (Sovereign Wealth Fund/ SWF) yang secara resmi bernama Indonesia Investment Authority (INA) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) diharapakan bisa menjadi alternatif biaya untuk pembangunan berkelanjutan.

Demikian disampaikan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera dalam cuitan akun Twitter pribadinya @MardaniAliSera dikutip Rabu (17/2).

"Lembaga Pengelola Investasi (LPI) diharapkan bisa menyediakan alternatif pembiayaan dalam rangka pembangunan secara berkelanjutan," ujar Mardani.

Disisi lain, anggota Komisi II DPR RI fraksi PKS ini juga mengingatkan bahwa keberadaan LPI harus betul-betul menjadi perhatian serius pemerintah.

Terutama, terkait potensi korupsi karena banyaknya uang yang dikelola oleh lembaga baru tersebut. Karena itulah, pengelolaan investasi harus transparan.

"Ada beberapa catatan yang harus pemerintah perhatikan. Pertama, hati-hati potensi korupsi yang membayangi jika tidak dikelola dengan transparan," tegasnya.

"Kita ingat mega skandal 1MDB yang menyalahgunakan USD 4,5 miliar dan melibatkan Mantan Perdana Menteri Malaysia. Pemerintah & dewan pengawas yang terpilih harus betul-betul membangun pondasi transparansi dan akuntabilitas lembaga untuk menjaga kepercayaan investor global," imbuh Mardani.

Ditambahkan Mardani, lembaga seperti LPI perlu menerapkan tata kelola yang baik agar transparansi dapat terwujud.

Sebab, jika pengelolaannya tidak transparan, maka bisa mempengaruhi imbal hasil dalam investasi itu sendiri.

Hadirnya LPI juga harus diiringi dengan menyentuh permasalahan investasi di Indonesia yaitu pada ICOR (incremental capital-output ratio) yang tinggi.

Pada tahun 2019, ICOR Indonesia mencapai 6,77. Sebagai perbandingan, ICOR negara-negara tetangga jauh lebih rendah Filipina (3,6), Vietnam (4,1), India (4,2), malaysia (5).

"Catatan ini mesti diperhatikan," tandas Mardani.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya