Berita

Ekonom senior, DR Rizal Ramli/Net

Politik

Rizal Ramli: Pajak Yang Tinggi Jadi Penyebab Utama Revolusi Di Perancis, Amerika, Dan India

SELASA, 16 FEBRUARI 2021 | 12:37 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Setiap pemimpin harus berhati-hati dengan pungutan pajak. Pasalnya pajak yang tinggi dan memberatkan rakyat terbukti telah menjadi penyebab utama revolusi terjadi di sejumlah negara besar.

“Sistem pajak yang berlebihan (excessive), tidak effisien dan tidak adil yang memberatkan kehidupan rakyat jadi salah satu penyebab utama Revolusi Perancis, Amerika, India dan banyak negara lain,” ujar ekonom senior DR. Rizal Ramli dalam akun Twitter pribadinya, Selasa (16/2).

Rizal Ramli mengingatkan bahwa gejolak sebuah negara akan makin nyata jika para pejabat hidup bermewah-mewahan, sementara rakyat menderita karena dipunguti pajak yang tinggi.

Sebuah negara akan smakin mendekati revolusi jika pajak rakyat itu dikorupsi untuk memenuhi gaya hidup pejabat negara.

Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur ini mengurai bahwa di periode 1774 hingga 1792, Kaisar Perancis, Louis XVI telah keterlaluan dalam memungut pajak. Sementara peruntukan pajak tidak efisien dan tidak adil.

“Menkeunya Colbert ugal2an uber pajak rakyat Itulah salah satu peyebab Revolusi Perancis. Louis XVI dan Marie Antoinette akhirnya dihukum mati dgn guillotine 1793,” tegasnya.

Selain Perancis, Rizal Ramli juga mencontohkan revolusi yang terjadi di Amerika Serikat. Di mana revolusi dimulai ketika kolonial Inggris naikkan pajak. Kemudian terjadilah ‘Boston Tea Party’ pada Desember 1773.

“Awal dari revolusi kemerdekaan Amerika. Rakyat di Boston lemparkan teh ke pelabuhan di Boston sebagai protes thd pajak teh oleh Inggris. "No taxation without representation”,” sambungnya.

Sementara di India, kenaikan pajak dan monopoli garam yang dilakukan Inggris membuat Mahatma Gandhi menggalang kekuatan. Bersama jutaan rakyat India, Gandhi menggelar aksi long march yang dikenal sebagai gerakan Satyagraha.

“Gerakan protes damai itu diikuti jutaan orang, awal dari kemerdekaan India,” urai Rizal Ramli.

Populer

Politikus Demokrat Usul Legalisasi Judol Buat Tambah Uang Negara

Senin, 17 Juni 2024 | 18:58

Pengamat: Kembalikan Citra, Hery Gunardi Pantas Dicopot Jadi Dirut BSI

Sabtu, 22 Juni 2024 | 19:46

Preview Belgia Vs Slovakia: Hati-hati Pancingan Emosi

Senin, 17 Juni 2024 | 16:59

Bermain Imbang Tanpa Gol, Laga Prancis Vs Belanda Diwarnai Kontroversi

Sabtu, 22 Juni 2024 | 04:09

Bey Ingatkan Gen Z Tak Jadikan Lansia Tulang Punggung Keluarga

Kamis, 20 Juni 2024 | 06:00

Bey Perintahkan Pemkot Bandung Pulihkan Sungai Citarum

Kamis, 20 Juni 2024 | 03:00

Wali Kota Semarang Gratiskan Biaya di 41 SMP Swasta

Minggu, 23 Juni 2024 | 00:46

UPDATE

Kalkulasi Politik PKS Dipertanyakan Usai Usung Anies-Sohibul Iman

Rabu, 26 Juni 2024 | 12:04

Kim Jong Un Butuh AS untuk Pertahankan Kekuasaan

Rabu, 26 Juni 2024 | 11:44

Daging Kurban Asal Indonesia Dibagikan ke Pengungsi Palestina

Rabu, 26 Juni 2024 | 11:37

Situs Web Setkab dan KPK Down!

Rabu, 26 Juni 2024 | 11:34

Sandi Uno Telusuri Bakar Sound System di Pasar Kemis

Rabu, 26 Juni 2024 | 11:28

11 Parpol Tolak Penghitungan Ulang Surat Suara di Lahat

Rabu, 26 Juni 2024 | 11:25

Demo di KPK, PP Himmah Minta Mensos Risma Cs Diperiksa

Rabu, 26 Juni 2024 | 11:15

Pilkada Jakarta, Makin Jelas atau Tambah Ruwet

Rabu, 26 Juni 2024 | 11:12

NTT Diguncang Gempa M 3,8

Rabu, 26 Juni 2024 | 11:08

Jokowi Diduga Hidupkan Kembali Kartu Politik Anies

Rabu, 26 Juni 2024 | 11:05

Selengkapnya