Berita

Banjir yang terjadi di Semarang, Jawa Tengah/Net

Suluh

Banjir Ungkap Kedok Para Buzzer, Manusia Pemecah Belah Bangsa

SENIN, 08 FEBRUARI 2021 | 20:53 WIB | OLEH: AZAIRUS ADLU

Curah hujan tinggi membuat sejumlah wilayah di Indonesia banjir, seperti yang terjadi di Kalimantan Selatan, Jawa Tengah, bahkan sebagian kecil wilayah Ibu Kota.

Tak pelak, bencana banjir ini menjadi berita hangat yang disuguhkan media massa kepada khalayak pembaca. Tak hanya menjadi berita, bencana banjir juga menjadi buah bibir publik, terutama di dunia maya, wabilkhusus media sosial.

Netizen tak hentinya mengunggah konten seputar banjir, entah itu artikel, foto bahkan video singkat, dari daerah-darah yang mereka ketahui terdampak banjir.


Dalam keterangan di postingan yang diunggah, ada yang nadanya menginformasikan, doa harapan agar tak terimbas banjir, dan sindirian disertai cacian.

Khusus yang terakhir, sindirian dan cacian, nampak paling mendominasi postingan warga netizen dalam topik banjir belakangan ini.

Banjir Semarang yang paling banyak disorot, setelah itu genangan di sejumlah wilayah DKI Jakarta.

Netizen, saling sindir, saling caci, menyalahkan pemerintah daerah (pemda), terutama Gubernurnya atas banjir yang melanda wilayah tersebut.

Yang paling kena damprat adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Dua gubenur itu dianggap tidak becus dalam mengatasi banjir. Dan tidak dapat mengantisipasi cuaca ekstrem yang kerap terjadi menjelang Hari Raya Imlek.

Kadang, mereka (netizen) ribut sendiri, masing-masing mengambil sisi, mengadu argumen dan cacian, membela Anies atau Ganjar.

Entah apa di benak mereka, bencana dijadikan ajang tarung jempol di kolom komentar. Seperi tak punya simpati terhadap masyarakat yang terdampak banjir. Bencana jadi ajang saling caci, saling maki.

Hampir tidak ada pembicaraan yang solutif soal banjir.

Ditelaah, awal mula netizen ribut soal banjir ini dimulai ketikan beberapa tahun lalu banjir melanda Jakarta. Kala itu, terjadi fenomena, ketika dilanda banjir, ada sekelompok orang, yang seperti dikomandoi kerjanya nyinyir dan memaki Gubernur Anies.

Mereka tak henti, sampai akhirnya sekelompok orang itu disebut buzzer, karena kerjanya mengunggah postingan bernada negatif terhadap Anies Baswedan.

Hingga akhirnya kini Semarang yang dilanda banjir, namun anehnya, sekelompok buzzer itu tidak muncul, tidak seperti ketika Jakarta yang dilanda banjir.

Hal ini pun membuat netizen kembali riuh dan mempertanyakan keberedaan buzzer dan akhirnya membanding-bandingkan Jakarta dan Semarang. Yang hasilnya, terjadilah debat kusir tak bermutu, bemuatan cacian atas bencana banjir yang melanda Semarang dan sekitarnya.

Sekali lagi rasa simpati dan empati yang harusnya muncul untuk warga terdampak banjir menguap. Yang ada debat, sindiran dan cacian. Semua karena buzzer, mereka sukses memecah belah masyarakat.

Akibat buzzer, rasa kemanusiaan bisa lenyap, tergantikan dengan kebencian mendarah daging, hampir lupa bahwa banjir bukan sekadar genangan air. Tapi ada manusia lain yang menderita akibatnya.

Seharusnya ketika saudara kita sebangsa, setanah air tertimpa musibah, saat itulah masyarakat bersatu, bahu-membahu, gotong royong meringankan kesedihan saudara kita yang terimbas bencana.

Semua ini ulah buzzer, ini bukti, buzzer berbahaya bagi keutuhan bangsa dan negara.

Tidak ada dampak positif kehadiran buzzer di kehidupan berbangsa dan bernegara. Mereka hanya memunculkan kebencian, memecah belah persatuan, meruntuhkan rasa kemanusiaan.

Ini harus jadi pelajaran, jangan lagi beri ruang buzzer untuk berceloteh, jangan dengarkan dan baca apa yang mereka sampaikan. Karena pada intinya, buzzer ini tidak punya hati, mereka tidak peduli dengan orang lain, mereka manusia-manusia bedebah.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya