Berita

Ilustrasi Karl Marx dan Friedrich Engles/Net

Jaya Suprana

Kelirumologi Komunisme

SENIN, 18 JANUARI 2021 | 09:38 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

KOMUNISME adalah sebuah sistem politik ekonomi yang mendambakan masyarakat tanpa kelas, di mana produksi produk massal untuk kepentingan masyarakat dimiliki dan dikendalikan oleh masyarakat yang hidup di sebuah negara demi membagi kesejahteraan secara adil dan merata kepada rakyat.

Marx-Engels

Komunisme berakar pada pemikiran Karl Marx bersama Friedrich Engels yang pada 1848 menulis "The Communist Manifesto" terinspirasi buku pemikiran sosio-ekonomologi Karl Marx berjudul "Das Kapital".

Buku Karl Marx bisa dianggap sebagai pandangan kritis terhadap kapitalisme, namun ironisnya penulisan buku legendaris tersebut disponsori ayah Engels yang kapitalis sejati sebagai pemilik pabrik tekstil dan pemilik perkebunan kapas.

Pemikiran komunisme Marx-Engels mengalami berbagai tafsir dari berbagai pihak dengan perspektif masing-masing sehingga mengalami modifikasi yang jauh bergeser dari jalur pemikiran asli Marx-Engels.

Adalah Vladimir Lenin yang mengubah pemikiran politik ekonomi menjadi ideologi politik yang mengobarkan revolusi Rusia.

Pemikiran Marx juga dikembangkan oleh Mao Tsedong sebagai ideologi dasar pendirian Partai Komunis China yang sampai sekarang masih merupakan penguasa tunggal Republik Rakyat China, yang sulit dikatakan sebagai negara komunis sebab sudah nyata berubah menjadi kapitalis.

Waktu saya berkunjung ke Korea Utara, warga setempat tidak mau menyebut negara mereka komunis tapi sosialis. Sama halnya dengan Kuba dan Vietnam.

Gagal

Manusia mustahil sempurna, maka ideologi buatan manusia termasuk komunisme dengan sendirinya sertamerta juga mustahil sempurna.

Kegagalan komunisme telah terbukti di Uni Soviet maupun negara-negara blok Komunis seperti Republik Demokrasi Jerman, Polandia, Cekoslowakia yang terbelah menjadi Ceko dan Slowakia. Senasib Yugoslavia yang cerai-berai menjadi Slovenia, Kroasia, Serbia, Bosnia-Herzegonia, Montenegro, Albania, Kosovo, dan lain-lain.

Prahara angkara-murka Komunisme telah tercatat dengan darah di lembaran hitam sejarah Indonesia.

Terbukti bahwa komunisme pada dasarnya lebih layak dihayati sebagai kebijakan sosio-ekonomi ketimbang ideologi politik. Ideologi komunisme sekadar das Sollen langsung membawa malapetaka apabila didayagunakan sebagai politik kekuasaan yang lebih mengutamakan kepentingan penguasa ketimbang rakyat.

Komunisme mengkhianati kepentingan rakyat rawan terdampak kualatisme. Ideologi bukan tujuan namun sekadar alat.

Komunisme jangan dijadikan pedoman ideologi untuk mencapai cita-cita yang jauh mulia dan luhur ketimbang sekedar kepentingan kekuasaan segelintir manusia, maka seharusnya diabdikan bagi kepentingan seluruh rakyat.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya