Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono saat menunjukan Amir Jemaah Islamiyah Para Wijayanto/RMOL
Jamaah Isamiyah (JI) benar-benar serius dalam membentuk calon-calon pelaku teroris. Selain mengambil para santri yang berprestasi ranking 10 besar, mereka juga telah dibekali pendidikan mulai dari beladiri hingga kemapuan medis.
Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengatakan, Jemaah Islamiyah (JI) muda yang dipersiapkan adalah paket langkap.
"Yaitu memiliki berbagai kemampuan, kemampuan dasar yang sudah dimiliki adalah bela diri, selain itu kemampuan lainnya adalah ahli IT, ahli medis, ahli bahasa, ahli manajemen untuk mengurusi logistik, pergeseran anggota, transportasi, dan mengurusi penginapan," kata Argo kepada wartawan di gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (4/1).
Disamping itu, sambung Argo, para Jemaah Islamiyah (JI) muda yang telah ditempa dalam pelatihan memiliki kemampuan beladiri yang sangat mumpuni sehingga diakui oleh organisasi teroris yang ada di Suriah.
"Kemampuan bela diri anggota JI muda diakui oleh organisasi teroris di Suriah, dapat dikatakan mirip atlet terlatih," ungkap Argo.
Oleh karena itu, anggota JI muda di Suriah juga dijadikan instruktur beladiri dari negara-negara lain yang bergabung disana seperti fraksi Jihad, ISIS, Jabhah Nushrah, FSA (Free Syirian Qrmy), Ahror (masyarakat asli Suriah) dan Tahrir Al-Sham.
"JI ingin mempunyai berkontribusi dan bergabung dengan organisasi teroris yang berada di timur tengah, maka sleuruh anggota JI yang diberangkatkan ke timur tengah memiliki bekal keahlian beladiri," pungkas Argo.