Berita

Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini/Ist

Politik

Refleksi Akhir Tahun, PKS: Indikator Kesejahteraan Memburuk, Kebijakan Pemerintah Pun Ambigu

KAMIS, 31 DESEMBER 2020 | 22:19 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Grafik penyintas Covid-19 yang masih menunjukkan kenaikan menjadi alarm bagi pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo untuk lebih bekerja keras mengatasi pandemi selama hampir setahun belakangan.

Sebab pandemi yang tak kunjung berkahir telah memperburuk indikator kesejahteraan rakyat.

Hal tersebut disampaikan Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini sebagai evaluasi pemerintah di tahun 2020 dan menyambut tahun 2021. Pemerintah, kata dia, harus mengambil opsi kebijakan yang lebih tegas, tidak ambigu dan abu-abu antara kepentingan kesehatan, kemanusiaan, dan ekonomi.

"Akibat kebijakan yang ambigu ditangkap publik secara luas sebagai inkonsistensi. Dampaknya tidak jelas apa kebijakan yang berlaku antara yang dibolehkan dan dilarang. Banyak yang abai protokol kesehatan dan tingkat kematian Indonesia tertinggi di Asia Tenggara," jelas Jazuli dalam keterangan tertulisnya, Kamis (31/12).

Sejauh ini, publik tidak mendapat gambaran yang jelas bagaimana peta jalan yang komperhensif, sistematis, dan terukur dari kebijakan pemerintah mengatasi Covid-19. Prediksi yang disampaikan pemerintah pun berulangkali meleset.

Selain itu, dalam penilaian Fraksi PKS, pemerintah tidak memiliki strategi yang komprehensif dalam penyediaan vaksin dan strategi vaksinasi. Pembelian obat Covid-19 pun terkesan terburu-buru. Vaksin Sinovac yang belum lulus uji klinis membuat kepercayaan rakyat rendah.

Selain itu, ia pun membeberkan data indikator kesejahteraan rakyat yang memburuk tajam dalam setahun terakhir. Berdasarkan data BPS, pengangguran bertambah menjadi 9,77 juta orang pada Agustus 2020.

Sebanyak 29,12 juta orang usia kerja terkena dampak pandemi. Angka kemiskinan pada Maret 2020 melonjak 1,63 juta orang menjadi 26,42 juta orang menurut BPS. Dan diperediksi jumlah angka kemiskinan hingga akhir 2020 mencapai 28,7 juta orang.

Di tengah kondisi rakyat yang sulit di atas, pemerintah seperti kehilangan sensitivitas di mana ada kenaikan iuran BPJS pada Mei 2020.

Di bawah pemerintahan Jokowi-Maruf Amin, kata dia, Indonesia makin tergantung utang. Bahkan, berdasarkan laporan Bank Dunia, Indonesia berada di peringkat ke-6 dengan jumlah utang luar negeri terbesar di dunia.

Pertumbuhan ekonomi nasional juga terkoreksi tajam akibat pandemi covid 19. Indonesia resmi mengalami resesi ekonomi di kuartal III 2020 dengan minus 3,49%. Pertumbuhan ekonomi tahun 2020 juga jauh dari target, yakni pada kuartal I hanya mencatat pertumbuhan 2,97% dan kuartal II minus 5,32%.

Anggota Komisi I DPR RI ini juga menggarisbawahi pentingnya kebijakan pemerintah dalam mewujudkan harmoni sosial politik di masa pandemi. Pemerintah harus tampil seutuhnya sebagai solidarity maker dan merangkul seluruh anak bangsa untuk mengatasi persoalan bangsa.

"Kami melihat pemerintah belum tampak kuat memainkan peran itu. Pemerintah justru terkesan mendukung segregasi dan keterbelahan di masyarakat dengan kebijakan yang dirasakan standar ganda, tidak adil, dan sarat kepentingan, terutama kepada kelompok-kelompok kritis kepada pemerintah," tandas Jazuli.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya