Berita

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)/RMOL

Hukum

Keseriusan KPK Dan Kejagung Dipertanyakan Terkait Pengusutan Dugaan Rasuah Kementan

SENIN, 21 DESEMBER 2020 | 22:21 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Keseriusan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kejaksaan Agung dipertanyakan dalam menindaklanjuti laporan dugaan praktik rasuah pengadaan sapi, kambing dan pakan ternak di Kementerian Pertanian.

Dugaan praktik korupsi tersebut sebelumnya sudah dilaporkan Gerakan Penyelamat Harta Negara Republik Indonesia (GPHN RI) ke KPK dan Jaksa Agung Muda bidang Pidana Khusus.

Menurut pengamat kebijakan publik Universitas Trisakti, Trubus Rahardiansyah, dugaan keterlibatan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mencuat karena pemenang tender proyek tersebut adalah putranya, Kemal Redindo Syahrul Putra.

“Tanpa ada pengaruh dan intervensi dari Mentan, perusahaan putranya pasti sulit memenangkan tender proyek tersebut. Untuk itu, KPK harus segera mengadakan penyelidikan mengusut dugaan korupsi dengan mengumpulkan bukti-bukti yang ada,” kata Trubus kepada wartawan, Senin (21/12).

Di sisi lain, Ketum GPHN Madun Haryadi mengaku bahwa laporannya masih dalam tahap pendalaman. Namun yang membuat heran, ia justru diminta KPK untuk membuat kronologi dugaan praktik rasuah dalam laporannya.

"Negara membayar aparat penegak hukum (APH) sampai triliunan rupiah setiap tahun itu untuk apa? Agar APH bekerja menyelamatkan uang negara," tegasnya.

Pun demikian dengan pihak Kejaksaan Agung. Saat ditanya soal perkembangan kasus tersebut, kata dia, penyidik Kejagung lagi-lagi menyebut akan menyelidikinya.

“Data sudah valid, harusnya KPK maupun Kejagung sudah memeriksa Menteri Pertanian karena dia adalah pengguna anggaran,” ujarnya.

GPHN mengaku menemukan bukti kuat terjadinya dugaan korupsi dalam pengadaan sapi, kambing, dan pakan ternak. Ada kejanggalan di Pasuruan, Probolinggo dan Madura di mana perusahaan pelaksana adalah fiktif.

Seperti PT Sumekar Nurani Madura yang beralamat di Jalan Raya Lobuk, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep selaku pemenang puluhan paket tender proyek. Saat dilakukan pengecekan, lokasi tersebut ternyata sebuah gudang bangunan tua tanpa penghuni.

“Kami sudah cek ke lokasi, tidak ada kantor perusahaan itu. Tetapi cuma ada perusahaan pengaspalan jalan dan gilingan batu yang sudah bangkrut,” demikian Madun.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya