Berita

Joe Biden/Net

Dahlan Iskan

Sumbangan Transisi

RABU, 25 NOVEMBER 2020 | 05:04 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

BELUM dilantik ia sudah mulai dimaki-maki netizen. Itu gegara Joe Biden mengunggah satu tweet. Isinya: minta sumbangan.

Biden minta agar pendukungnya menyumbang lagi. Kali ini untuk biaya peralihan pemerintahan. Agar presiden terpilih Amerika itu bisa segera melakukan proses transisi dari pemerintahan lama, Donald Trump.

Permintaan sumbangan itu langsung bikin ribut. "Lho, kok minta sumbangan. Kami ini memilih Anda karena kamilah yang seharusnya dibantu," tulis salah satu tweet.


"Saya pikir Anda itu beda. Ternyata sama saja. Di negeri ini begitu banyak yang antre untuk dapat makanan. Kok malah dimintai sumbangan," tulis yang lain.

"Wow, ada pemerintah minta sumbangan pada rakyat yang ditindasnya."

"Selamat, Bos, begitukah cara hidup orang kaya?“

"Kita ini sudah hancur berbulan-bulan. Tanpa pekerjaan. Tanpa sumbangan, " kata pengunggah berikutnya. Dan banyak lagi yang sejenis.

Yang paling menohok adalah yang berikut ini. Tentu tidak sepenuhnya betul. Tapi memang sangat mengena.

Tulisnya:

Di Australia rakyat dapat bantuan 1.993 dolar/bulan.

Di Kanada rakyat dapat bantuan 1.433 dolar/bulan.

Di Jerman rakyat dapat bantuan 7.326 dolar/bulan.

Di USA rakyat dapat surat permintaan sumbangan!

Memang tidak seharusnya Biden melakukan itu. Namanya pun jadi bulan-bulanan. Tidak ada yang menghujat Trump sebagai pihak yang menjadi penyebab lahirnya permintaan sumbangan itu.

Sebagai presiden terpilih Biden memang harus melakukan banyak persiapan. Tapi Trump menghambatnya. Termasuk tidak memberikan dana negara untuk proses transisi itu.

Baru kemarin ada perubahan sikap di pihak Trump. Emily Murphy, pejabat di bagian pelayanan umum di pemerintahan Trump tiba-tiba mencairkan dana transisi untuk Biden. Nilainya 6,3 juta dolar. Sekitar Rp 80 miliar. Entah sepengetahuan Trump atau tidak.

Berarti sumbangan yang diributkan itu tidak diperlukan lagi. Kecuali sudah telanjur.

Dengan dana transisi dari pemerintah itu, Biden bisa fokus ke penyusunan kabinet baru.

Maka masa-masa dekat ini sorotan akan pindah ke Biden. Terutama mengenai siapa menjadi menteri apa. Kemungkinan besar akan ada wanita pertama menjadi menteri pertahanan. Atau penduduk asli Indian pertama yang akan jadi menteri dalam negeri.

Dan itu berarti ujian bagi Biden. Seberapa mampu Biden menjalin hubungan baik dengan Kongres. Para calon pejabat tinggi itu harus mendapat persetujuan parlemen. Belum tentu Kongres meloloskannya.

Yang juga menarik adalah hubungan Biden dengan Gereja Katolik. Aneh. Gereja Katolik tidak segera memberi ucapan selamat padanya. Padahal Biden itu langka. Dalam sejarah Amerika, Biden adalah orang Katolik kedua yang terpilih sebagai presiden. Yang pertama adalah John F Kennedy -yang tewas ditembak di Dallas, Texas itu.

Padahal empat tahun lalu Gereja Katolik langsung mengucapkan selamat pada Donald Trump -biarpun keterpilihannya baru dinyatakan oleh media.

Katolik memang mempunyai catatan khusus pada Biden: bagaimana bisa Biden yang Katolik menyetujui aborsi. Itu bertentangan dengan prinsip yang dipegang Katolik.

Tentu Biden harus setuju itu. Platform Partai Demokrat memang adalah ideologi liberal. Termasuk orang boleh memutuskan sendiri apakah mau melakukan aborsi atau tidak.

Biden di usianya yang 78 tahun kini justru harus mulai menerima tekanan luar biasa dari mana-mana. Itulah mungkin yang membuat hidup Biden lebih hidup.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya