Berita

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto/Net

Politik

Ingatkan Masyarakat Soal Medsos, Panglima TNI: Arab Spring Terjadi Karena Peran Dunia Maya

MINGGU, 22 NOVEMBER 2020 | 15:20 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Masyarakat harus mulai mawas diri dan berhati-hati dalam mencerna informasi di media sosial yang tidak sedikit dijadikan sebagai media komunikasi politik.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menilai, media sosial bisa jadi alat propaganda seperti fenomena Arab Spring.

"Media sosial yang lahir karena adanya dunia maya, seperti Facebook, Twitter, Path, Instagram, dan lain-lain ternyata dapat pula dijadikan sebagai alat komunikasi politik," kata Marsekal Hadi, dalam keterangannya, Minggu (22/11).


Peringatan itu, kata Marsekal Hadi, perlu disampaikan karena media sosial menjadi alat yang mudah dan berjangkauan luas untuk melakukan berbagai gerakan sosial politik di berbagai negara.

"Salah satu contoh peran dunia maya sebagai media gerakan sosial politik adalah fenomena Arab Spring yang terjadi di negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara satu dekade yang lalu," sambungnya.

Menurutnya, fenomena Arab Spring yang terjadi di sejumlah negara di Timur Tengah dan Afrika Utara itu bertujuan ingin mengganggu pemerintah yang sah.

"Kekuatan mobilisasi massa melalui dunia maya khususnya Facebook mampu mengguncang masyarakat dan bahkan menumbangkan kekuasaan pemerintah," jelasnya.

Dalam konteks Indonesia, kata Hadi, harus disadari media sosial sudah dimanfaatkan sebagai media propaganda, media perang urat syaraf.

Dengan pengunaan dan jangkauan yang luas, media sosial menjadi alat yang efektif untuk melakukan perang informasi ataupun perang psikologi.

"Sekarang kita mengenal hastag, trending topic. Dahulu kita menyebutnya sebagai tema propaganda," katanya.

Mantan Kepala Staf Angkatan Udara itu menambahkan, Indonesia dalam beberapa minggu terakhir diramaikan dengan sejumlah isu.

Menurut Hadi, hal itu membuat masyarakat menjadi terkotak-kotak, terpolarisasi dan dibenturkan satu sama lain.

"Terdapat pula narasi yang membangun ketidakpercayaan kepada pemerintah dan tidak percaya kepada berbagai upaya pemerintah untuk kepentingan rakyat," urainya.

"Oleh karena itu, segenap anak bangsa harus mengantisipasi adanya upaya separatisme di dunia maya ini," pungkasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya