Berita

Agdam, kota hantu yang ditumbuhi semak belukar selama puluhan tahun/Net

Histoire

Kota Mati Agdam, Dua Kali Jadi Korban Perang Dan Kembali Direbut Azerbaijan

SABTU, 21 NOVEMBER 2020 | 10:59 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Nama Distrik Agdam kembali mencuat ke publik. Distrik itu kini telah resmi berada di bawah kendali Azerbaijan pada Jumat (20/11) sesuai dengan kesepakatan genjatan senjata. Wilayah kecil yang berada di Nagorno-Karabakh ini sesungguhnya adalah situs bersejarah yang sangat terkenal dengan tragedi pembantaian pada beberapa puluh tahun lalu yang membuatnya disebut sebagai 'Kota Mati'.

Agdam di masa lalu adalah sebuah kota yang sangat tenang dengan populasi 150 ribu orang yang didominasi oleh suku Azeri di barat Azerbaijan, dekat dengan kantong Armenia di Nagorno-Karabakh.

Kota ini berdiri sejak tahun 1700, namun baru diakui secara resmi sebagai kota pada tahun 1828, seperti dikutip dari Dark Tourism.

Kota yang sudah sangat sunyi ini berubah menjadi kota mati, ketika seluruh penduduk Agdam harus melarikan diri pada tahun 1993 ketika perang Nagorno-Karabakh pecah.

Sekitar 40 ribu orang tewas. Lebih dari 120 ribu penduduk Agdam meninggalkan wilayah Nagorno-Karabakh untuk menyelamatkan diri dari pertempuran dua kubu, tentara Azerbaijan dan tentara Artsakh (Armenia).

Mereka meninggalkan rumah-rumah dan hewan ternak mereka, pergi ke distrik-distrik terdekat (beberapa informasi mengatakan lebih banyak bermigrasi ke Iran) dan tidak pernah kembali.

Kota Agdam yang ditinggalkan penduduknya kemudian diambil oleh militer Armenia pada bulan Juli 1993. Armenia masih memiliki kendali atas Agdam karena wilayah itu berada dalam 'zona penyangga' yang dalam perjanjian gencatan senjata tahun 1994 ditetapkan di antara garis depan, tepat di tepi timur.

Tentara gabungan Armenia menghancurkan sebagian infrastruktur penting di Kota Agdam agar tidak ada yang dapat tinggal di sana.

Menurut beberapa laporan, pertempuran di Agdam sangat sengit dan menakutkan.

Sebuah bangunan masjid masih terlihat berdiri walau banyak kerusakan di sana-sini. Rumah-rumah hanya tinggal tiang dan separuh atapnya. Lebih banyak yang rata dengan tanah.

Kota yang telah mati itu kerap dimanfaatkan oleh warga di sekitarnya Nagorno-Karabakh, khususnya warga Stepanakert, sebagai sumber bahan bangunan gratis. Mereka memanfaatkan puing-puing dan sisa bangunan yang bisa diambil untuk membangun rumah mereka.

Pemburu besi tua sangat sering ke wilayah ini untuk masih mencari kabel atau pipa ledeng.

Hewan ternak penduduk sekitar bermain ke wilayah Agdam karena rumput-rumput tumbuh liar dan berteduh di bangunan kosong yang sudah hancur.

Waktu kemudian bergerak cepat. Juli 2020 Armenia dan Azerbaijan kembali bertikai. Tetapi perang yang jauh lebih dahsyat adalah pada September - Oktober 2020, di mana akhirnya Armenia terpaksa harus kehilangan banyak dan menyerah dengan melakukan kesepakatan gejatan senjata dengan merelakan beberapa wilayahnya diambil kembali oleh Azerbaijan.

Selain Kota Shusha yang bersejarah, Armenia juga harus melepaskan Kota Agdam yang pernah terluka oleh perang di masa lalu.  

Jumat (20/11) Agdam harus diserahkan kepada Azerbaijan. Warga di sekitar Kota Agdam, kebanyakan warga Stepanakert yang perlahan membangun rumah mendekati wilayah itu buru-buru mengungsi pada pekan lalu sebelum tenggat pengalihan wilayah.

Pasukan tentara Armenia menjelang penarikan pasukan di wilayah juga membakar beberapa gedung. Aksi pembakaran terlihat dalam sebuah rekaman video yang diambil dari wilayah kendali Azerbaijan. Nampak asap tebal membubung tinggi.

Bangunan-bangunan yang dibakar itu antara lain bangunan yang masih tersisa dari sejarah masa lalu yang kemudian dimanfaatkan untuk markas sementara. Dalam perang Nagorno-Karabakh yang meletus pada September 2020, tentara Armenia menempati wilayah itu untuk bertahan dari serangan Azerbaijan.

Setelah ini, apa yang akan terjadi dengan Kota Agdam?

Dalam pidatonya pada Jumat (20/11), Presiden Ilham Aliyev mengumumkan lewat siaran tivi bahwa ia akan membangun Agdam dengan sebaik-sebaiknya.

"Agdam milik kita," katanya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

KSST Yakin KPK Tindaklanjuti Laporan Dugaan Korupsi Libatkan Jampidsus

Jumat, 24 Januari 2025 | 13:47

UPDATE

HUT Ke-17 Partai Gerindra, Hergun: Momentum Refleksi dan Meneguhkan Semangat Berjuang Tiada Akhir

Senin, 03 Februari 2025 | 11:35

Rupiah hingga Mata Uang Asing Kompak ke Zona Merah, Trump Effect?

Senin, 03 Februari 2025 | 11:16

Kuba Kecam Langkah AS Perketat Blokade Ekonomi

Senin, 03 Februari 2025 | 11:07

Patwal Pejabat Bikin Gerah, Publik Desak Regulasi Diubah

Senin, 03 Februari 2025 | 10:58

Kebijakan Bahlil Larang Pengecer Jual Gas Melon Susahkan Konsumen dan Matikan UKM

Senin, 03 Februari 2025 | 10:44

Tentang Virus HMPV, Apa yang Disembunyikan Tiongkok dari WHO

Senin, 03 Februari 2025 | 10:42

Putus Rantai Penyebaran PMK, Seluruh Pasar Hewan di Rembang Ditutup Sementara

Senin, 03 Februari 2025 | 10:33

Harga Emas Antam Merosot, Satu Gram Jadi Segini

Senin, 03 Februari 2025 | 09:58

Santorini Yunani Diguncang 200 Gempa, Penduduk Diminta Jauhi Perairan

Senin, 03 Februari 2025 | 09:41

Kapolrestabes Semarang Bakal Proses Hukum Seorang Warga dan Dua Anggota Bila Terbukti Memeras

Senin, 03 Februari 2025 | 09:39

Selengkapnya