Berita

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam webinar PKS bertema 'Partisipasi Masyarakat Sipil dalam Membangun Demokrasi yang Sehat'/Repro

Politik

Jusuf Kalla Peringatkan Indonesia Harus Berbenah Kalau Tidak Ingin Kembali Ke Demokrasi Jalanan Era Reformasi

SABTU, 21 NOVEMBER 2020 | 01:05 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Sistem demokrasi yang saat ini berjalan perlu dibenahi agar bangsa Indonesia tidak kembali kepada demokrasi jalanan.

Menurut mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), sistem demokrasi di Indonesia telah banyak berubah. Demokrasi saat ini dikuasai oleh segelintir orang yang memiliki finansial lebih.

"Sistem demokrasi kita sekarang ini agak rancu dan tidak menghasilkan sesuatu yang kita harapkan,” ucap JK dalam webinar kebangsaan menyambut Munas ke-V PKS bertajuk 'Partisipasi Masyarakat Sipil dalam Membangun Demokrasi yang Sehat', Jumat malam (20/11).


Dia memberikan contoh proses demokrasi dalam pemilihan kepala daerah, terutama bupati yang dipandangnya tidak dipilih sesuai dengan harapan dan pertimbangan rekam jejak, melainkan faktor kekuasan atau finansial.

“Gubernur juga begitu. Nah, karena itulah PKS harus ada evaluasi bagaimana kita menjalankan demokrasi,” imbuhnya.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini menambahkan, apabila demokrasi Indonesia dijalankan secara formal, maka masyarakat yang memilih calon kepala daerahnya akan datang ke TPS dan menghitung secara baik.  

“Tapi apabila proses melakukan demokrasi itu sendiri kurang demokratis, maka akan terjadi hasil yang tidak diharapkan. Oleh karena itu, apa yang terjadi dewasa ini tentu harus kita perbaiki,” katanya.

Perbaikan sistem perlu dilakukan karena JK khawatir, demokrasi akan kembali ke jalanan seperti pada era reformasi.

"Kita jangan kembali ke demokrasi jalanan, yang memilih jalannya sendiri seperti era reformasi. Ini (demokrasi jalanan) bisa kembali apabila wakil-wakil yang dipilihnya tidak memperhatikan aspirasi,” tutupnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya