Berita

Polisi di bekas meriam air Georgia Soviet menembakkan gas air mata ke arah pengunjuk rasa Jalanan di Tbilisi adalah lautan bendera merah-putih/Net

Dunia

Tak Puas Dengan Hasil Pemilu, Ribuan Pendukung Partai Oposisi Georgia Tuntut Pemungutan Suara Ulang

SENIN, 09 NOVEMBER 2020 | 06:26 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Jalan raya utama ibu kota Tbilisi, Georgia, berubah menjadi lautan bendera merah-putih lima salib pada Minggu (8/11) waktu setempat, ketika ribuan pengunjuk rasa bermasker berkumpul di luar parlemen untuk menuntut pemungutan suara cepat di negara bekas Soviet itu.

Tuntutan para pendukung oposisi itu datang setelah sejumlah pejabat oposisi menuduh Partai Georgian Dream, yang saat ini berkuasa, mencurangi pemilihan parlemen yang telah diperebutkan dengan ketat.

Georgia atau Republik Sosialis Soviet Georgia adalah sebuah negara di Eropa Timur. Bekas republik di Uni Soviet ini berbatasan dengan Rusia di sebelah utara, Turki dan Armenia di sebelah Selatan, serta Azerbaijan di sebelah Tenggara.  


Partai Georgian Dream yang dipimpin oleh miliarder yang juga mantan perdana menteri Bidzina Ivanishvili - yang memenangkan pemilihan 31 Oktober dengan margin dua persen - dengan tegas membantah tuduhan kecurangan pemilu.

Tetapi semua partai oposisi Georgia telah menolak untuk memasuki parlemen baru, yang memicu kekhawatiran akan krisis politik lain di negara Laut Hitam di mana pemilihan umum sering kali diikuti oleh tuduhan penipuan dan demonstrasi massal.

Dalam unjuk rasa gabungan yang belum pernah terjadi sebelumnya itu, mantan presiden Mikheil Saakashvili yang diasingkan oleh Gerakan Nasional Bersatu (UNM) dan kini jadi tokoh oposisi utama negara itu, setuju dengan kelompok oposisi yang lebih kecil untuk membentuk pemerintahan koalisi jika dirinya terpilih.

"Kami menuntut penggantian administrasi pemilihan yang benar-benar didiskreditkan dan diadakannya pemungutan suara baru," kata salah satu pemimpin UNM, Salome Samadashvili, seperti dikutip dari AFP, Minggu (8/11).

"Ini akan memungkinkan untuk menjaga stabilitas di negara," katanya, sedaya menambahkan bahwa "Georgian Dream telah gagal menerima mandat demokrasi untuk tetap berkuasa."

Sementara itu, Perdana Menteri Giorgi Gakharia dari Georgian Dream mengatakan pemilihan itu menandai "tonggak penting lainnya dalam perkembangan demokrasi Georgia" dan mengkritik oposisi karena melakukan demonstrasi massal di tengah pandemi virus corona.

Gakharia, yang dinyatakan positif mengidap virus, telah melakukan isolasi sendiri selama seminggu dan mengumumkan berlakunya jam malam mulai Senin (9/11).

Georgia kini telah melihat peningkatan cepat kasus harian virus corona baru setelah mereka mencabut penguncian pada bulan September yang bertujuan untuk menahan penyebaran penyakit.

Pemantau internasional dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) mengatakan pemungutan suara itu 'jauh dari sempurna' tetapi 'kebebasan fundamental dihormati'.

Pengamat pemilu lokal melaporkan banyak kasus penjejalan surat suara, hasil pemungutan suara berganda, dan hasil rekayasa.

"Pemerintah Georgia telah gagal memenuhi standar demokrasi selama pemilihan," kata 27 kelompok hak asasi dalam pernyataan bersama, seperti dikutip dari Yahoo, Senin (9/11)

Amerika Serikat dan Uni Eropa telah menyerukan "proses hukum yang kredibel dan inklusif untuk memperbaiki pelanggaran pemilu yang terbukti."

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya