Berita

Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo/Net

Publika

Gatot Bagusnya Tolak Bintang Mahaputera

SABTU, 07 NOVEMBER 2020 | 07:49 WIB

RENCANA penganugerahan Bintang Mahaputera kepada Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo disampaikan oleh Menko Polhukam Mahfud MD.

Reaksi publik beragam mengenai rencana ini. Ada yang menilai wajar atas penganugerahan tersebut, ada pula yang mewanti-wanti bahaya "suap politik" atas tokoh kritis.

Sebagai tokoh KAMI wajar jika Gatot disorot. KAMI dianggap "lawan tangguh" oleh pemerintah. Terbukti dahsyatnya upaya untuk menghambat bahkan menghancurkannya. Mulai dari gangguan pelaksanaan deklarasi hingga kriminalisasi petinggi KAMI.


Atas rencana penganugerahan bintang tersebut dapat disikapi dengan berbagai kemungkinan, yaitu:

Pertama, Gatot Nurmantyo siap dan menerima sebagai kewajaran atas jasa-jasanya sebagai Panglima TNI. Dan atas penghargaan ini Gatot lebih kompromistis dan berbaik-baik dengan Pemerintahan Jokowi. Hembusan tawaran Menteri jika reshuffle cukup menggiurkan. Demi bangsa dan negara alasannya. Gatot kalah dan berubah sikap.

Kedua, menerima dan meyakini bahwa penganugerahan bukan hadiah dari Jokowi tetapi negara. Meskipun demikian sikap kritis kepada pemerintah tidaklah berubah. Ini adalah sikap moderat dan masih memegang prinsip. Bintang jasa adalah bagian dari "kejaran" prajurit yang menjalankan tugas. Kualifikasinya lazim dan biasa.

Ketiga, Gatot menolak penganugerahan dalam makna kritik dan perlawanan. Sikap berbeda dan tampil dengan keyakinan bahwa rezim tak pantas untuk memberi. Rezim masih berlumuran dosa kepada rakyatnya. Penolakan adalah bentuk pengorbanan dan kepahlawanan. Inilah harapan sebagian rakyat kepada pemimpin yang berintegritas.

Jenderal Gatot Nurmantyo salah seorang Presidium KAMI tengah diuji akan kualitas kepemimpinan dan kerakyatannya. Jika pilihan itu adalah yang ketiga, maka hal ini akan menjadi poin penting tambahan Gatot untuk cahaya bintang ke depan. Kepercayaan rakyat.

Untuk pilihan kedua, rakyat layak menilai bahwa ia adalah tokoh biasa-biasa saja yang melangkah bahagia dengan banyak medali di dada. Petinggi yang dihormati.

Nah, andaikan yang pertama menjadi pilihan, maka sang Jenderal adalah pemimpin kardus atau kaleng-kaleng. Pupus harapan ke depan. Rakyat kecewa lalu melambaikan tangan sambil berseru "Sayonara, Jenderal!".

Penganugerahan bintang Mahaputra bersama Luhut Binsar Panjaitan dan Arief Hidayat sebenarnya bukan hal yang istimewa. Karenanya Gatot Nurmantyo sebaiknya menolak. Tidak jadi hina atau miskin tanpa menerima dan tidak menjadi lebih mulia atau kaya dengan anugerah bintang itu.  

Berjuanglah dengan ikhlas dan penuh dedikasi demi negeri. Nama baik yang dikenang bukan karena bintang yang dikalungkan, tetapi karena amal nyata yang bermakna bagi agama, bangsa, dan negara. Pengorbanan jiwa dan raga demi cita-cita mulia.

Tolaklah Bintang Mahaputera dengan kalimah yang baik. Rakyat dan bangsa Indonesia masih prihatin dan lebih butuh perhatian. Lupakan dulu jasa kemarin untuk kerja keras dan pengorbanan ke depan. Tunda seremonial bersenyum-ria menerima pengalungan bintang dari Pak Presiden saat rakyat masih miskin, sakit, dan tersisihkan. Aktivis terzalimi dan keadilan yang tercabik-cabik.

Pahlawan terdahulu sedang menunggu pahlawan-pahlawan kemudian.

Termasuk anda kah orangnya atau bukan?

M. Rizal Fadillah
Pemerhati politik dan kebangsaan.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya