Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Netizen China Komentari Situasi Pilpres AS: Dua Pria Usia 70-an Masih Berjuang Mendapatkan Pekerjaan

JUMAT, 06 NOVEMBER 2020 | 05:54 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemilihan Presiden AS 2020 telah mencapai babak paling menegangkan yaitu penghitungan suara. Saling klaim kemenangan antara petahana Republik Donald Trump dan pesaingnya Joe Biden jadi tontonan seluruh dunia beberapa hari belakangan.

Situasi kacau yang sedang berlangsung di AS tersebut telah menarik banyak perhatian, tak terkecuali dari netizen Tiongkok yang penasaran.

Banyak dari mereka yang menilai, alih-alih menjembatani perpecahan, pemilu saat ini justru telah menimbulkan kekerasan dan kemarahan di AS.

Sebaliknya, banyak orang di China memandang kekacauan pasca pilpres sebagai hiburan; mengintip AS dan politikus serta masyarakatnya riuh. Beberapa dari mereka menjadikan persaingan antara Trump dan Biden sebagai anekdot tentang semangat kerja keras, karena melihat 'dua pria berusia 70-an AS masih berjuang untuk mendapatkan pekerjaan.'

Topik yang terkait dengan pemilu AS telah menjadi tren di platform media sosial populer China Sina Weibo selama berhari-hari. Tagar #Us Presidential Ellection bahkan telah menarik sekitar 6,77 miliar pembaca. Perkembangannya yang lebih baru, seperti laporan rencana Trump untuk mengajukan tuntutan hukum di Pennsylvania, Michigan, dan Georgia, mengumpulkan lebih dari 100 juta pembaca dalam satu jam, seperti dikutip dari Global Times, Kamis (5/11).

Di masa lalu, beberapa suara tentang seberapa maju demokrasi AS atau apa yang bisa dipelajari China dari sistem politik AS mungkin terdengar di antara orang China selama musim pemilihan AS. Namun kali ini, pemilu AS diejek habis-habisan, karena sebagian besar netizen China menganggap sistem politik AS sama sekali 'membingungkan'.

Seorang netizen merangkum perasaannya di Sina Weibo: "Demokrasi AS gagal, karena tidak dapat menyelesaikan masalah; ia memecah belah masyarakat dan menciptakan konflik; sains dan rasionalitas tidak berguna dalam sistem ini, tetapi radikalisme dan anti-intelektualisme dapat berhasil; dan mereka akan memiliki 10 juta kasus Covid-19 yang (akan) dikonfirmasi segera."

"Orang macam apa yang menginginkan ini? Saya benar-benar merasa kasihan pada orang Amerika," ungkapnya.

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

Helikopter Rombongan Presiden Iran Jatuh

Senin, 20 Mei 2024 | 00:06

Tak Dapat Dukungan Kiai, Ketua MUI Salatiga Mundur dari Penjaringan Pilwalkot PDIP

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:47

Hanya Raih 27 Persen Suara, Prabowo-Gibran Tak Kalah KO di Aceh

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:25

Bangun Digital Entrepreneurship Butuh Pengetahuan, Strategi, dan Konsistensi

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:07

Khairunnisa: Akbar Tandjung Guru Aktivis Semua Angkatan

Minggu, 19 Mei 2024 | 22:56

MUI Jakarta Kecam Pencatutan Nama Ulama demi Kepentingan Bisnis

Minggu, 19 Mei 2024 | 22:42

Jelang Idul Adha, Waspadai Penyakit Menular Hewan Ternak

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:57

KPU KBB Berharap Dana Hibah Pilkada Segera Cair

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:39

Amanah Ajak Anak Muda Aceh Kembangkan Kreasi Teknologi

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:33

Sudirman Said Maju Pilkada Jakarta, Ini Respons Anies

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:17

Selengkapnya