Berita

Begawan ekonomi dari Indef, Dradjad H. Wibowo/Net

Politik

Dradjad Wibowo: Mampukah Pemerintah Belajar Dari Sejarah, Kolonialisme Kini Masuk Lewat Ekfin

SELASA, 03 NOVEMBER 2020 | 11:29 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Penjajah zaman kolonialisme telah merusak ekonomi nasional. Hal itu merupakan bagian dari fakta sejarah kelam bangsa Indonesia.

Pada zaman tersebut, kekayaan alam dan hasil bumi Indonesia mereka eksploitasi. Kemudian, terjadilah arus kekayaan keluar dari Indonesia, masuk ke penjajah kolonial.

Begitu yang disampaikan begawan ekonomi dari Indef, Dradjad H. Wibowo ketika berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (3/11).

“Kota-kota di Belanda itu praktis banyak yang dibangun dengan arus kekayaan Indonesia. Tapi itu sudah puluhan tahun lalu,” ucap Dradjad menambahkan.

Menurutnya, yang menjadi pertanyaan besar adalah apakah pemerintah saat ini memetik pelajaran berharga dari sejarah tersebut atau tidak. Apalagi, penjajahan saat ini sudah tidak lagi dilakukan dengan menggunakan senjata.

“Yang terjadi justru kolonialisme melalui soft power. Misalnya, kolonialisme melalui kekuatan ekonomi dan finansial. Kita singkat saja ekfin (ekonomi finansial),” ucapnya.

“Hemat saya kolonialisme ekfin ini sekarang banyak dialami berbagai negara, terutama di Afrika,” imbuhnya.

Indonesia sendiri telah dirasuki oleh penjajah modern dalam bidang ekonomi ini dengan keikutsertaan Indonesia dalam IMF.

“Sayangnya, Indonesia ikut terkena kolonialisme ekfin ini. Saat menghadapi dari krisis 1997/98 misalnya, Indonesia praktis menjadi ‘jajahan ekonomi’ IMF,” tandasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya