Berita

Unjuk rasa yang dilakukan warga Brasil di Sao Paulo untuk menolak vaksin buatan China, Sinovac pada Minggu, 1 November 2020/Net

Dunia

Tolak Vaksin Sinovac Asal China, Warga Brasil: Kami Bukan Kelinci Percobaan

SENIN, 02 NOVEMBER 2020 | 08:48 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Ratusan orang turun ke jalan raya utama di Sao Paulo untuk memprotes vaksinasi wajib Covid-19 dan menolak uji coba vaksin vrius corona yang dikembangkan oleh perusahaan China, Sinovac.

Lebih dari 300 warga Brasil melakukan aksi tersebut pada Minggu (1/11). Banyak dari mereka tidak mengenakan masker atau mematuhi aturan jarak sosial.

Para pengunjuk rasa yang tampaknya pendukung Presiden Jair Bolsonaro tersebut memprotes kebijakan Gubernur negara bagian Sao Paul, Joao Doria.

Doria sebelumnya telah mengumumkan wajib imunisasi Covid-19 jika vaksin sudah tersedia. Namun keputusan tersebut memicu pertengkaran dengan Bolsonaro yang mengatakan vaksinasi hanya dilakukan secara sukarela.

Dilaporkan Reuters, satu orang pengunjuk rasa memegang tanda bertuliskan "Kami bukan kelinci percobaan". Itu ditujukan atas keputusan Doria untuk menjadikan Sao Paulo sebagai tempat uji klinis fase 3 vaksin Sinovac.

Bulan lalu, Kementerian Kesehatan federal mengumumkan akan membeli 46 juta dosis vaksin yang didukung Doria. Tapi sehari kemudian, Bolsonaro mengatakan Brasil tidak akan membeli vaksin buatan China itu.

"Kami menentang dutabesar otoriter China Joao Doria, yang sekarang akan mewajibkan vaksin itu, bertentangan dengan keinginan kami," kata seorang pengunjuk rasa, Andre Petros.

"Ini tidak terjadi di mana pun di dunia, bahkan di China," sambung dia.

Brasil sendiri dikenal sebagai negara yang berhasil melakukan vaksinasi wajib, misalnya Hepatitis B untuk bayi baru lahir. Brasil juga sukses besar dengan kampanye vaksinasi besar-besaran di masa lalu, memberantas polio di tahun 1980-an.

Sejauh ini, Brasil memiliki wabah virus corona terburuk ketiga secara global, dengan 5,5 juta kasus, setelah Amerika Serikat dan India.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya