Berita

Salamuddin Daeng/Net

Publika

Sampai Kapan Indonesia Dijarah Bandar Batubara?

MINGGU, 01 NOVEMBER 2020 | 06:10 WIB | OLEH: SALAMUDDIN DAENG

DALAM 10 tahun terakhir, sekitar 3,8 miliar ton batubara telah dikirim Indonesia ke luar negeri. Lebih dari 4,8 miliar ton telah dikeruk dari bumi Indonesia dalam periode tersebut. Perusahaan-perusahaan raksasa batubara Indonesia masuk dalam kelompok perusahaaan eksportir batubara teratas di dunia.

Indonesia adalah negera eksportir batubara terbesar kedua di dunia. Nama Indonesia sangat terkenal sebagai eksportir energi kotor.

Namun apa manfaat yang didapat oleh bangsa Indonesia? Tidak ada!
Justru sebaliknya Indonesia dicaci maki dunia karena hidup dari ekspor energi kotor. Indonesia memproduksi listrik dengan energi kotor. Lebih dari 70 persen pembangkit listrik Indonesia dihasilkan oleh PLTU batubara.

Justru sebaliknya Indonesia dicaci maki dunia karena hidup dari ekspor energi kotor. Indonesia memproduksi listrik dengan energi kotor. Lebih dari 70 persen pembangkit listrik Indonesia dihasilkan oleh PLTU batubara.

Indonesia gagal merealisasikan komitmen menurunkan emisi sebagaimana amanat UU ratifikasi perubahan iklim UNFCCC.

Apa yang didapat oleh pemerintah Indonesia? Tidak ada!

BUMN Indonesia yang menghasilkan listrik, yakni PLN, merugi setiap tahun akibat disandera bandar batubara dan pembangkit PLTU. Proyek 35 ribu megawatt yang dirancang pemerintah telah menjadi jeratan mematikan bagi PLN.

Kewajiban membeli listrik swasta melalui skema Take or Pay (TOP) yang dihasilkan oleh energi kotor telah mengakibatkan BUMN PLN sebentar lagi gulung tikar.

Apa yang didapat masyarakat Indonesia? Tidak ada!

Meskipun produksi batubara begitu besar. Namun harga energi listrik di dalam negeri sangat tinggi. Harga listrik di Indonesia jauh lehih tinggi dibandingkan harga listrik di India dan China yang kondisi ekonomi masyarakatnya lebih baik dari Indonesia.

Industri nasional kalah bersaing karena masalah energi mahal, kalah jauh dari China dan India. Sementara kerusakan lingkungan akibat tambang-tambang batubara kian mengerikan, menghancurkan hutan, menghancurkan wilayah penghidupan masyakat lokal, menghasilkan pencemaran tanah air dan udara. Ruwet!

Apa yang didapat oleh negara Indonesia? Juga tidak ada!

Meskipun ekspor nilai ekspor batubara dalam 10 tahun terakhir mencapai 202,7 miliar dolar AS, namun uang para bandar batubara tak jelas rimbanya, apakah tersimpan di negeri ini atau berada di rekening rahasia di luar negeri.

Padahal nilai ekspor ini mencapai 2 kali cadangan devisa Indonesia. Bahkan di dalam negeri mereka menjual batubara dengan dolar kepada pembangkit listrik milik negara dengan harga lebih mahal dari harga jual mereka ke luar negeri. Itulah mengapa PLN menuju bangkrut.

Presiden Jokowi dalam salah satu pidatonya menyatakan menargetkan produksi batubara hingga 600 juta ton. Tahun 2019 ini dalam catatan Bappenas produksi batubara sudah lebih dari 600 juta ton. ESDM memperkirakan tahun 2021 produksi batubara bisa mencapai 700 juta ton.

Itu artinya Indonesia akan mengalahkan seluruh negara di dunia dan akan menjadi eksportir batubata terbesar di dunia. Lalu bagaimana pertanggungjawaban presiden terhadap janjinya dalam menurunkan emisi karbon pada 2025 hingga 23 persen kepada dunia?

Sampai kapan kekayaan alam Indonesia akan dijarah oleh para bandar batubara?

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya