Berita

Mata uang Arab/Net

Dunia

Arab Saudi Cetak Uang Baru Bergambar Peta Dunia, India Dan Pakistan Marah Kashmir Digambar Terpisah

SABTU, 31 OKTOBER 2020 | 14:56 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Arab Saudi menjadi sasaran kemarahan India dan Pakistan karena tidak mencantumkan Kashmir sebagai bagian dari wilayah mereka pada gambar uang kertas terbarunya.

Sebelumnya, pemerintah Saudi mencetak uang kertas baru bergambar peta dunia untuk memperingati kepresidenan Arab Saudi pada KTT G20 tahun ini. Pada uang kertas baru pecahan 20 Riyal itu, wilayah yang disengketakan di Kashmir tampaknya merdeka dan bukan milik negara-negara yang tengah bersaing di Asia Selatan tersebut.

Kemarahan meletus di New Delhi karena catatan baru itu. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Anurag Srivastava mengatakan bahwa India telah menyampaikan keprihatinan seriusnya kepada Arab Saudi, baik melalui duta besar mereka di New Delhi maupun di Riyadh.

"Kami prihatin tas kesalahan penafsiran yang sangat besar tentang batas-batas teritorial eksternal India pada uang kertas resmi dan legal Arab Saudi, dan meminta pihak Saudi untuk mengambil langkah korektif yang mendesak dalam hal ini," kata pernyataan itu, seperti dikutip dari Memo, Sabtu (31/10).

Uang kertas Saudi juga memindahkan wilayah Gilgit-Baltistan dan Azad Kashmir dari wilayah Pakistan, membuatnya kehilangan klaim kedaulatannya atas wilayah tersebut.

Langkah kontroversial Riyadh datang pada saat hubungannya dengan dua sekutunya telah bergeser secara mencolok baru-baru ini. Kerajaan telah membangun hubungan yang lebih dekat dengan pemerintah India di bawah Perdana Menteri Narendra Modi sambil bersikap dingin terhadap Pakistan.

Riyadh dan Islamabad selama beberapa dekade memiliki kerja sama yang kuat dan hubungan bilateral di bidang keuangan, perdagangan, dan militer. Tetapi sebagian besar telah rusak selama setahun terakhir. Arab Saudi, misalnya, menolak permintaan Pakistan untuk mengadakan pertemuan khusus Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengenai pendudukan India di sebagian besar Kashmir.

 Menteri Luar Negeri Shah Mahmood Qureshi mengatakan pada bulan Agustus bahwa jika tetap menolak untuk mengadakan pertemuan tersebut, maka Pakistan akan mengambil tindakan sendiri.  

"Jika Anda [Arab Saudi] tidak dapat mengadakannya, maka saya akan dipaksa untuk meminta Perdana Menteri Imran Khan untuk mengadakan pertemuan negara-negara Islam yang siap untuk berdiri bersama kami tentang masalah Kashmir dan mendukung orang-orang Kashmir yang tertindas," ungkapnya.

Saudi menanggapi dengan mengakhiri pinjaman besar dan kesepakatan minyak dengan Pakistan, dan menolak upayanya untuk memperbaiki hubungan ketika Putra Mahkota Mohammed Bin Salman menolak untuk bertemu dengan Kepala Staf Angkatan Darat Pakistan ketika dia mengunjungi Kerajaan.

Ini bukan pertama kalinya ketegangan seperti itu memengaruhi hubungan antara dua sekutu lama itu. Pakistan ditekan oleh Arab Saudi untuk tidak menghadiri KTT besar di ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, pada Desember tahun lalu karena partisipasi saingan regional Kerajaan Iran dan Turki.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya