Berita

Direktur Jaringan Moderasi Indonesia, Islah Bahrawi/Net

Politik

Ramai Seruan Boikot Produk Prancis, JMI: Umat Jangan Mudah Jadi Alat Bentur

KAMIS, 29 OKTOBER 2020 | 20:43 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Umat Islam di Indonesia diharapkan tak mudah tersulit emosi terkait pernyataan kontroversial Presiden Emmanuel Macron dengan ikut-ikutan memboikot produk Prancis.

Direktur Jaringan Moderasi Indonesia, Islah Bahrawi mengingatkan agar umat Islam tidak menjadi alat untuk membenturkan pertempuran orang lain.

"Reaksi umat Islam seringkali terjadi karena latah. Ketika sebuah isu meletup dan bergesekan dengan agama, semua orang kadang segera menutup mata tanpa pernah menganalisa kejadian sebenarnya. Inilah mengapa militansi umat Islam seringkali dijadikan alat bentur untuk pertempuran orang lain," kata Islah kepada wartawan, Kamis (29/10).

Hampir semua negara muslim menunjukkan reaksi kemarahannya atas ucapan Presiden Perancis Emmanuel Macron karena dirasa menyudutkan Islam. Saudi, Qatar, dan Turki marah besar. Iran sebagai negara yang punya hubungan bilateral yang erat dengan Prancis juga menunjukkan sikap kecewanya.

Namun demikian, Islah mengajak umat muslim di Tanah Air menyikapi perkara ini dengan introspeksi. Menurutnya, harus disadari banyak orang yang mengaku sebagai umat Islam namun masih intoleran, gemar mengumbar kebencian, dan melakukan aksi kekerasan kepada orang lain karena perbedaan keyakinan.

"Bahkan akibat dari semua ini, banyak dari kalangan muslim sendiri yang makin lama semakin menjauh dari Islam untuk lebih memilih menjadi agnostik, atau bahkan ateis. Terutama dari segmen masyarakat yang mengalami skeptis teologis," ujar Islah.

Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhyiddin Junaidi yang meminta masyarakat tidak terprovokasi dan tetap menjaga kedamaian di Tanah Air menyikapi ajakan memboikot produk Prancis.

Muhyiddin meyakini pemerintah akan mengambil langkah-langkah bijak merespons isu ini. Dia juga meminta Kementerian Luar Negeri meminta penjelasan dari Duta Besar Perancis di Indonesia.

"Kepada masyarakat umat Islam dan bangsa Indonesia yang ingin menyampaikan aspirasi penolakan silakan, tapi dengan tertib, tidak boleh merusak dan harus mengikuti aturan main," demikian Muhyidin.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya