Berita

Wakil Dekan FISIP UIN Jakarta, Badrus Sholeh Ph.d dalam program mingguan RMOL World View/RMOL

Dunia

Indonesia Punya Kapasitas Untuk Bantu Proses Perdamaian Di Afghanistan

SENIN, 19 OKTOBER 2020 | 15:26 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Hampir dua dekade berlalu, namun perang masih terus berkecamuk di tanah Afghanistan hingga saat ini. Meski begitu, perang di negara tersebut bukan cerita tanpa akhir.

Titik terang perdamaian di Afghanistan mulai muncul sejak awal tahun ini. Tepatnya ketika kelompok Taliban sepakat untuk duduk satu meja dengan Amerika Serikat membahas soal kemungkinan damai.

Hal itu pun berlanjut dengan dialog yang digelar oleh pemerintah Afghanistan dengan Taliban di Doha, Qatar, pertengahan September lalu.

Saat ini, proses perdamaian antara kedua belah pihak tersebut masih terus berlangsung. Di saat seperti ini, Indonesia sebenarnya bisa mengambil peranan penting dalam mendorong perdamaian di Afghanistan.

"Indonesia merupakan negara yang gencar mendorong perdamaian di Afghanistan. Hal tersebut konsisten dilakukan oleh Indonesia, baik melalui saluran bilateral maupun multilateral di forum-forum internasional," ujar Wakil Dekan FISIP UIN Jakarta, Badrus Sholeh Ph.d dalam program mingguan RMOL World View bertajuk "Indonesia Untuk Afghanistan Yang Damai" yang diselenggarakan oleh Kantor Berita Politik RMOL.ID pada Senin (19/10).

Dia menambahkan bahwa Indonesia juga memiliki national interest yang besar untuk membantu perdamaian, bukan hanya di kawasan Asia Pasifik, tapi juga Timur Tengah.

Terlebih, jelas Badrus, kedekatan Indonesia dan Afghanistan sudah berlangsung lama. Indonesia diharapkan bisa terlebih lebih aktif dalam negosiasi damai antara pemerintah Afghanistan dan Taliban.

"Indonesia diakui oleh kedua belah pihak (yang bertikai) yakni pemerintah Afghanistan dan Taliban. Di satu sisi ada state actor yang memiliki hubungan baik dengan pemerintah Afghanistan. Di sisi lain, ada juga peran dari organisasi Nahdlatul Ulama (NU) (sebagai non-state actor) yang membawa perubahan besar dalam kelompok Taliban," papar Badrus.

"Mereka (NU) membantu Taiban berubah dari semula 'kelompok ekstrimis teroris' menjadi 'kelompok demokratis terbuka' yang saat ini siap untuk negosiasi," tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Tim 7 Jokowi Sedekah 1.000 Susu dan Makan Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 20:00

Jajaki Alutsista Canggih, KSAL Kunjungi Industri Pertahanan China

Selasa, 30 April 2024 | 19:53

Fahri Minta Pembawa Nama Umat yang Tolak 02 Segera Introspeksi

Selasa, 30 April 2024 | 19:45

Kemhan RI akan Serap Teknologi dari India

Selasa, 30 April 2024 | 19:31

Mantan Gubernur BI Apresiasi Program Makan Siang Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 19:22

Anies Bantah Bakal Bikin Parpol

Selasa, 30 April 2024 | 19:07

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Penguatan Ekonomi Perdagangan

Selasa, 30 April 2024 | 18:44

Dandim Pinrang Raih Juara 2 Lomba Karya Jurnalistik yang Digelar Mabesad

Selasa, 30 April 2024 | 18:43

Raja Charles III Lanjutkan Tugas Kerajaan Sambil Berjuang Melawan Kanker

Selasa, 30 April 2024 | 18:33

Kemhan India dan Indonesia Gelar Pameran Industri Pertahanan

Selasa, 30 April 2024 | 18:31

Selengkapnya