Berita

Yusrin Yunus/Istimewa

Publika

Bisnis Makan Gratis

SENIN, 21 SEPTEMBER 2020 | 10:54 WIB | OLEH: JOKO INTARTO

LAYANAN makan gratis menjadi salah satu fenomena baru sejak merebaknya Covid-19. Bila diseriusi, layanan ini bisa menjadi model bisnis yang menarik. Bisa menjadi pemberdayaan ekonomi dengan usaha skala rumahan.

Yusrin Yunus sekarang sibuk. Pemilik usaha Nasi Kuning Bunda yang tinggal di Racing Center, Makassar itu, mulai kebanjiran order. Setiap Jumat, ia melayani ratusan porsi nasi kuning untuk dibagikan secara gratis kepada orang-orang kurang mampu.

Paket makan gratis itu sumbangan para dermawan. Umumnya para pelanggan warungnya. Sebagian lagi berasal dari sumbangan Yusrin sendiri. Sumbangan itu dikumpulkan melalui program ‘Juba’ alias Jumat Barokah. ‘Juba’ memang dilakukan seminggu sekali: Setiap hari Jumat.

Saya memberikan ide untuk membuat program ‘Juba’ itu saat bertemu Yusrin pada 2019 di Jakarta. Saat itu, Yusrin tengah menjenguk Yusran Yunus, saudara kembarnya yang menjadi wartawan "Bisnis Indonesia". Di sela-sela waktu, ia berkonsultasi dengan saya untuk menemukan strategi pengembangan usahanya.

Kami sudah berkenalan lama. Tahun 1993, Yusrin dan Yusran adalah wartawan harian "Mercusuar" di Palu, Sulawesi Tengah. Saat itu Yusrin menjadi wartawan sambil kuliah di Fakultas Peternakan Universitas Tadulako. Yusran pun kuliah di universitas yang sama, tetapi di Fakultas Ekonomi.

Hubungan kami sudah seperti saudara. Pun setelah kami berpisah tempat. Yusrin bekerja di pabrik pakan ternak Wonokoyo, Samarinda, Kalimantan Timur. Yusran menjadi wartawan "Bisnis Indonesia" di Medan, Sumatera Utara.

Karena hubungan yang dekat itulah, Yusrin dan Yusran sering berkonsultasi. Terutama mengenai bisnisnya masing-masing. Termasuk rencana pengembangan warung Nasi Kuning Bunda yang dianggap kurang cepat. Mereka menganggap saya adalah kakaknya yang berpengalaman mengelola usaha.

Konsep program ‘Juba’ sebenarnya sangat sederhana. Model bisnisnya biasa saja: Mengubah sumbangan uang menjadi makanan untuk dibagikan kepada kaum dhuafa setiap hari Jumat. Target pasarnya jelas: masyarakat yang berkecukupan. Dimulai dari pelanggan setia.

Pertanyaannya, mengapa yang dibagikan makanan? Tentu karena core business Yusrin adalah warung makan. Ia mengelola dua outlet Nasi Kuning Bunda. Satu outlet permanen dan satu outlet keliling menggunakan mobil toko.

Tidak ada model bisnis baru dalam program ‘Juba’. Model bisnisnya sama dengan yang dijalankan selama ini. Dasarnya adalah jasa katering biasa. Modifikasi hanya dilakukan dengan menambah jasa pengantaran atau delivery services. Biasanya makanan dikirimkan ke pelanggan kantoran. Sekarang diantarkan ke kaum dhuafa yang nomaden.

Strategi promosinya sederhana: Publikasi melalui media sosial dan jejaring WhatsApp. Enam hari masa pengumpulan order. Sehari untuk pengantaran barang. Setelah pesanan didistribusikan, Yusrin membuat laporan berupa foto dan video. Disebarkan melalui media yang sama. Sangat simpel.

Hampir setahun Yusrin menjalankan program ‘Juba’. Pekan lalu Yusrin menginformasikan perkembangan baru: ‘Juba’ telah melebar ke delapan kota provinsi di Indonesia.

Bila satu porsi makanan berharga Rp 10.000 dan setiap outlet mendapat 500 order per minggu, omsetnya per bulannya: Rp 10.000 x 8 x 500 x 4 = Rp 120.000.000.

Itu baru omset program ‘Juba’ seminggu sekali. Bagaimana kalau juga bisa menciptakan program berbeda pada 6 hari tersisa?

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya