Berita

Foto: Ilustrasi

Publika

Profesi Laris

MINGGU, 20 SEPTEMBER 2020 | 17:06 WIB | OLEH: JOKO INTARTO

TIBA-tiba banyak perusahaan yang butuh website baru. Perlu membuat mobile apps baru. Untuk menjalankan bisnis, setelah pandemi Covid-19 tidak kunjung bisa diperkirakan kapan bakal berakhir.

Covid-19 telah mendorong proses digitalisasi di semua lini usaha. Di kawasan Asia, pertumbuhan kebutuhan itu begitu mencoloknya sehingga dipotret berbagai ahli sebagai fenomena baru. Dibanding kawasan lain di dunia, pertumbuhan digitalisasi tertinggi terjadi di Asia.

Naiknya demand digitalisasi dengan penyebaran Covid-19 di Asia sepertinya ada benang merahnya. Di kawasan Asia-lah, virus yang bermula dari Wuhan, Tiongkok itu, menjangkiti seluruh dunia. Negara-negara Asia-lah yang paling banyak terkena.

Sudah setahun saya tidak berkomunikasi dengan sahabat lama ini: Ali Rahman Muslim. Baru tadi pagi saya mengontak alumni STT Telkom Bandung yang mendalami ilmu pemograman robotika itu. Gara-garanya, ada dua klien Jagaters yang minta dibuatkan website baru.

Kedua klien Jagaters itu sebenarnya sudah memiliki website. Tetapi konsepnya profile web. Dibangun untuk tujuan komunikasi korporat dengan pelanggan dan stake holder. Mereka tidak mau menggunakan kedua webnya untuk tujuan lain: digital sales. Maka mereka merasa perlu membuat website baru.

Kok menghubungi saya? Kan saya bukan web developer? Rupanya mereka sedang kesulitan mencari web developer. Makhluk cerdas berkemampuan unik itu sedang laris. Penambahan jumlahnya tidak sebanding dengan pertumbuhan kebutuhannya.

Apakah betul demikian? Ali Rahman Muslim membenarkan hal itu.
Fenomena digitalisasi, kata Ali Rahman Muslim, masih terus berlangsung. Apalagi setelah pemerintah menerapkan PSBB: Jilid I maupun jilid II. Pun kelak ketika pandemi telah berakhir, proses digitalisasi tidak akan pernah berhenti. Sebab digitalisasi saat itu sudah akan menjadi gaya hidup baru.

Bagaimana dengan nasib website klien saya Pak Ali? ‘’Siap Pak Joko. Akan kami kerjakan segera. Order Jagaters adalah prioritas di perusahaan saya,’’ kata Pak Ali.

Alhamdulillah. Jagaters bukan pengorder dengan harga tertinggi. Tapi harga persahabatan memang tidak akan pernah terbeli.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya