Berita

Ilustrasi virus corona/Net

Kesehatan

Covid-19 Sudah Menjangkit 15 Ribu Anak-anak, 165 Meninggal Dunia

SABTU, 19 SEPTEMBER 2020 | 05:21 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Tim Ahli Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Jawa Tengah mengungkapkan sebanyak 15 ribu anak usia hingga 14 tahun di Indonesia terpapar Covid-19.

Ketua Tim Ahli Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Jawa Tengah, dr. Anung Sugihantono mengungkapkan, dari jumlah tersebut sebanyak 165 anak meninggal dunia.

Kata dia, di Jawa Tengah terdapat 538 anak yang terpapar Covid-19. Catatan tersebut berdasarkan data per tanggal 17 September 2020. Bahkan, angka kematian tertinggi untuk anak terjadi pada bayi, yakni usia hingga satu tahun.

"Mereka berusia 0 hingga 11 tahun. Mereka terdiri dari 222 anak perempuan dan 316 anak laki-laki. Data tersebut berdasarkan sistem pelaporan coronajateng.co.id pada hari Kamis (17/9) pukul 11.00," kata Anung dalam webinar 'Program Kesejahteraan dan Perlindungan Anak di Masa Pandemi: Anak-anak dalam Pusaran Klaster Keluarga Covid-19', Jumat (18/9).

Anung berpendapat, karena pandemi Covid-19 masih terus menyebar, sebaiknya pembelajaran secara tatap muka ditiadakan dulu.

Namun jika banyak masyarakat menghendaki, maka cara tersebut bisa dilangsungkan dengan tetap mewajibkan protokol kesehatan yang sangat ketat.

"Di sekolah yang biasanya ruangannya ber-AC dan tertutup, harus dibuka agar udara bebas keluar. Jumlah siswanya pun harus dibatasi. Selain itu ruang guru dan kepala sekolah juga harus diperhatikan agar bebas dari penyebaran Covid," jelasnya seperti diberitakan Kantor Berita RMOLJateng.

Sependapat dengan hal tersebut, dokter spesialis anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Setya Dipayana mengungkapkan, anak-anak bisa disebut sebagai penyebar super.

Menurutnya, anak memiliki kekebalan tubuh yang bagus. Imun anak bagus maka kemungkinan justru menjadi asymptomatis.

"Yakni telah terpapar Covid-19 namun tidak menimbulkan gejala apa-apa karena mereka kebal. Akan tetapi ketika mereka berdekatan dengan orang yang kekebalannya menurun atau orang tua, maka mereka menjadi penular," terangnya.

Setya menegaskan perlu adanya kesadaran orangtua dalam menjaga anak-anak mereka. Menurutnya orangtua perlu menerapkan protokol secara ketat dalam kebiasaan baru ini.

"Harus memberikan edukasi yang jelas dengan bahasa yang mengena kepada anak-anak. Diberi pengertian jangan saling tukar masker karena gambar maskernya Doraemon atau gambar lainnya," tuturnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya