Berita

Ahli epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono/Net

Politik

Ditunjuk Tangani Covid-19, Ahli Epidemiolog: Memangnya Luhut Ngerti?

KAMIS, 17 SEPTEMBER 2020 | 16:58 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Penunjukan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marvest) Luhut Binsar Pandjaitan untuk memimpin penanganan pandemik Covid-19 di 9 provinsi dinilai tanpa dasar argumentasi yang jelas.

Menurut ahli epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono, seharusnya Presiden Joko Widodo menunjuk Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dibanding Luhut.

"Penunjukan Luhut ya seharusnya yang ditugaskan siapa? kementerian yang bertanggung jawab sesuai tupoksinya (Kemenkes). Memangnya Pak Luhut ngerti (bidang kesehatan)? Ngerti, ngerti merintah, dia kan tentara," kata Pandu Riono dalam diskusi daring Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju (DN-PIM) bertajuk 'Laju Pandemi Tak Terkendali, Langkah Apa Yang Harus Diperbaiki?', Kamis (17/9).

Pandu mengatakan, penanganan Covid-19 tidak akan efektif bila menggunakan pendekatan militer yang selama ini dicerminkan Luhut.

"Sekarang ini manajemennya kalau kita lihat apa? Rencananya operasi? Bahasa operasi yustisi, operasi ini itu, ini bahasa militer. Ini tidak bisa seperti itu," ujar Pandu Riono.

Lebih lanjut, Pandu mengatakan bahwa penanganan pandemi Covid-19 harus benar-benar dilakukan dengan manajemen yang tersistem. Sebab bila tidak, ia khawatir hantaman corona akan berdampak panjang hingga lima tahun ke depan.

Belum lagi, sekalipun pandemi Covid-19 berakhir, masih ada masa dampak pasca pandemi Covid-19 yang harus diselesaikan oleh presiden berikutnya usai masa kerja Jokowi berakhir.

"Pandemi ini panjang bisa sampai lima tahun. Kalau pandeminya bisa diselesaikan sampai 2022 misalnya, dampaknya akan sampai panjang sekali, sampai presiden yang akan datang juga masih menghadapi dampak dari pandemi ini," demikian Pandu Riono. 

Selain Pandu Riono, narusmber lain dalam sarasehan kebangsaan ke-32 DN-PIM yaitu Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban; anggota Komisi IX DPR RI, Saleh Partaonan Daulay; pakar Molecular Epidemiologi, Tifauzia Tsyassuma; dan dokter sekaligus Bendahara Umum DN-PIM, Ulla Nuchrawaty.

Populer

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Daftar Bakal Calon Gubernur, Barry Simorangkir Bicara Smart City dan Kesehatan Untuk Sumut

Selasa, 07 Mei 2024 | 22:04

Acara Lulus-Lulusan Pakai Atribut Bintang Kejora, Polisi Turun ke SMUN 2 Dogiyai

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:57

Konflik Kepentingan, Klub Presiden Sulit Diwujudkan

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:41

Lantamal VI Kirim Bantuan Kemanusiaan Untuk Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:33

Ketua MPR: Ditjen Bea Cukai, Perbaiki Kinerja dan Minimalkan Celah Pelanggaran!

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:33

Anies: Yang Tidak Mendapatkan Amanah Berada di Luar Kabinet, Pakem Saya

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:25

Ide Presidential Club Karena Prabowo Ingin Serap Pengalaman Presiden Terdahulu

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:17

Ma’ruf Amin: Presidential Club Ide Bagus

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:09

Matangkan Persiapan Pilkada, Golkar Gelar Rakor Bacakada se-Sumut

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:04

Dua Kapal Patroli Baru Buatan Dalam Negeri Perkuat TNI AL, Ini Spesifikasinya

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:00

Selengkapnya