Berita

GKR HEMAS, yang didampingi cucunya, Raden Mas Gustilantika Marrel Suryokusumo, meninjau kondisi kerusakan akibat tambang di Sungai Gendol , Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta/Net

Politik

Dapat Keluhan Petani, GKR Hemas: Aku Ki Anyel, Kok Rasane Kaya Diapusi

KAMIS, 10 SEPTEMBER 2020 | 02:18 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Senator Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas, tidak dapat menutupi kekesalannya kepada pelaku usaha tambang yang melakukan praktik penambangan dengan asal-asalan, sehingga merugikan kelompok masyarakat lain.

GKR Hemas mengungkapkan kekesalannya setelah mendapat pengaduan dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dalam kunjungannya ke Hargobinangun Selatan, Kecamatan Pakem, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (9/9).

Dalam kunjungan yang dilakukan secara diam-diam itu, Permaisuri Sri Sultan Hamengku Buwono X didampingi cucunya, Raden Mas Gustilantika Marrel Suryokusumo, yang pekan lalu juga melihat kerusahan di lingkungan Lereng Gunung Merapi.


"Aku ki anyel, kok rasane kaya diapusi (Saya kesal, rasanya seperti ditipu)," ungkap Ratu Hemas usai mendengar keluhan anggota Gapoktan di Bangsal Sompilan, Sawungan, Hargobinangun, Pakem, Sleman.

Kepada Ratu Hemas, sebanyak 22 pengurus Gapoktan Hargobinangun Timur mengadu dan mengeluhkan air yang mereka butuhkan untuk mengairi lahan pertanian dan peternakan berlumpur akibat penambangan pasir di Kali Kuning.

Dalam pertemuan itu, Lurah (Pjs) Hargobinangun Suhardiman menyampaikan, anggota kelompok tani dan masyarakat sudah beberapa minggu terakhir merasa resah karena air baku yang dialirkan dari Kali Kuning menjadi keruh dan berlumpur pekat usai turun hujan.

Para anggota Gapoktan Hargobinangun Timur secara bergiliran mengaku terdampak dengan keruh dan berlumpurnya air. Selain itu, para anggota yang seluruh hidupnya mengandalkan pertanian dan peternakan itu menyatakan sangat bergantung pada air yang mengalir dari Kali Kuning. 

Mereka juga mengaku, telah berusaha dan merasa kesulitan untuk mencari titik temu dengan perusahaan tambang yang beroperasi di sungai itu.

Secara keseluruhan dikatakan, luasan lahan pertanian milik warga di 12 dusun dan empat pedukuhan Hargobinangun yang terdampak mencapai 80 hektare. Selain itu, belasan hektare lahan perikanan juga mengalami endapan lumpur tebal hingga puluhan sentimeter yang berakibat , membunuh ikan budidaya warga.

Kondisi itu, masih menurut warga, kian diperparah dengan mulai sulitnya air saat musim kemarau tiba.

"Belum lama ini saya kunjungan, saat itu pejabat dinas melapor di hadapan Pak Bupati Sleman, katanya air di seluruh wilayah ini aman, bahkan bisa mengalir sampai Klaten. Lha ini baru berapa meter dari Merapi, untuk warga sendiri saja tidak terjamin," kata GKR Hemas kepada warga.

Melihat fakta tersebut, GKR Hemas mengaku dirinya merasa terlambat sepuluh tahunan karena baru melihat dengan mata kepala sendiri kerusakan yang timbul akibat kegiatan penambangan yang sembrono.

"Saya sedih, rasanya saya terlambat lima atau sepuluhan tahun. Kok baru sekarang lihat sendiri kondisinya bisa begitu parah," ungkapnya.

Melihat persoalan itu, dia berniat membawa persoalan kerusakan lingkungan akibat penambangan yang sembrono kepada Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.

"Perizinan harus ditinjau ulang. Selama ini mungkin ada kurang data sehingga rekomendasi wilayah pertambangan bisa keluar," pungkasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya