Berita

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri/Net

Politik

Tak Banyak Yang Tahu, Ketua KPK Firli Bahuri Ternyata Cakap Dalam Mengonsep Pidato Dan Merangkai Puisi

RABU, 02 SEPTEMBER 2020 | 00:56 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Hampir selalu ada sosok hebat yang meracik untaian kata-kata di balik pidato maupun sambutan yang disampaikan pejabat negara, tak terkecuali seorang presiden.

Namu, hal itu ternyata tak berlaku bagi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Komjen Pol Firli Bahuri. Memang tak banyak yang tahu, ternyata mantan Kabaharkam Polri itu sering mengonsep tulisan kata sambutannya sendiri.

Tak hanya mengonsep pidato, Firli Bahuri juga cakap dalam merangkai puisi yang kerap dibacakannya, seperti pada saat acara peringatan HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus 2020 lalu di studio RRI.

Tak heran, banyak tulisan fenomenal, termasuk puisi karya Firli yang menginspirasi. Sebagian besar berisi tentang momentum peringatan hari bersejarah Indonesia. Sebut saja goresan puisi karya Firli seperti "Hidup Bermakna Bermain Dengan Cinta" dan "Membangun Martabat Bangsa".

"Itu wujud komitmen dan kecintaan saya untuk terus menulis memaknai hari-hari bersejarah perjalanan Bangsa Indonesia," kata Firli menjawab terkait sambutannya tentang Peringatan Hari Polwan Ke-72, Selasa (1/9).

Selain soal sejarah perjalanan bangsa, mantan Kapolda Sumatera Selatan itu juga mengaku selalu menulis setiap sambutan yang disampaikannya. Mulai dari hal pemberantasan korupsi, hingga pokok pikiran lain kerap ia tumpahkan dalam sebuah tulisan.

"Terkadang saya membuat tulisan di dalam mobil, saat perjalanan," ungkapnya.

Sebagai sosok yang cakap dalam membuat karya, Firli pun menyoroti kecenderungan minat baca tulis yang kini makin menurun dan tergerus dengan kemajuan teknologi. Hal itu dibuktikan dalam berbagai hasil survei yang dilakukan, baik nasional maupun internasional.

"Di mana waktu anak-anak kita, masa depan bangsa ini, dihabiskan oleh smartphone, gadget atau game," ucapnya miris.

Pada dasarnya, ia mengamini bahwa perkembangan zaman dan kemajuan teknologi sulit dilawan. Namun sejalan dengan perkembangan zaman, budaya literasi tak boleh menurun. Baginya, perkembangan zaman bisa diselaraskan dengan nilai-nilai atau budaya seperti membaca dan menulis melalui cara yang berbeda.

"Rendahnya budaya literasi di Indonesia khsususnya pada generasi zaman now tentu telah menjadi tantangan tersendiri yang perlu kita sikapi bersama, segenap elemen bangsa," ucap Firli.

Tidak ada kata terlambat untuk membiasakan diri membaca atau menulis. Dengan membaca, jelasnya, kita dapat meningkatkan pengetahuan setelah meresapi, menganalisa, dan menginterpretasi esensi buku tersebut.

Oleh karena itu, penting membiasakan diri dan anak-anak untuk membaca atau menulis dini mungkin. Sebab, masa depan suatu bangsa tergantung kepada karakter generasi muda yang saat ini sangat rentan terpengaruh sisi negatif, dari pesatnya perkembangan zaman dan teknologi.

"Mengenalkan manfaat buku kepada mereka, Insya Allah dapat menjadi filter untuk menyaring berbagai macam informasi yang masuk kepada generasi muda kita agar tidak kehilangan arah dalam membentuk karakter calon penerus masa depan bangsa," urainya.

Ia pun sependapat dengan Esther Meynell, penulis kelahiran Leeds Inggris tahun 1878, bahwasanya buku bagi seorang anak yang membaca lebih dari sekadar buku, tetapi merupakan impian sekaligus pengetahuan dan masa depan sekaligus masa silam.

"Semangat membaca dan menulis diharapkan mampu meningkatkan akselerasi dan gelora elemen-elemen bangsa untuk mempercepat tujuan didirikannya negara Indonesia, di antaranya memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sesuai amanat pembukaan UUD 1945," demikian Firli Bahuri.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya